BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang Masalah
Penelitian memiliki peran yang sangat penting dalam menyikapai
berbagai keilmuan, penelitian merupakan petunjuk utama penyelesain masalah.
Awal dari sebuah penelitian adalah adanya sebuah problem (masalah). Masalah
ilmu social dan ilmu pendidkan sangat kompleks, semenjak adanya dunia sampai
sekarang tidak pernah lepas dari yang namanya masalah, untuk mencari solusi
(jalan keluar) masalah, dengan demikian diperlukan penelitian secara logis,
sistimatis, dan empiris, sebagai pencerahan untuk mengetahiu kebenaran ilmiah.
Dewasa ini metode ilmiah merupakan komandan terdepan yang
dipercayai banyak manusia dalam mengungkap atau menemukan berbagai fenomena di alam
semesta. Hasil kebenaran melalui metode ilmiah telah dirasakan manfaatnya bagi
manusia baik di bidang teknologi, sains, maupun bidang lainnya.
Suatu hal yang sangat menyedihkan, penelitian ilmiah kurang begitu
diminati, sebagian dosen dan mahasiswa melaksanakan penelitian ilmiah hanya
sebatas kewajiban, belum menjadi suatu keharusan dan budaya, penelitian
dilakukan lantaran proyek serta mnedapatkan angka kredit untuk kenaikan
pangkat, sementara mahasiswa melakukannya sebatas untuk menyelesaikan pendidikan
atau mendapatkan gelar pada strata satu (S1), strata dua (S2), dan strata tiga
(S3).
Problem ini menjadi kajian kita bersama untuk memecahkannya
sehingga penelitian ilmiah di masa depan menjadi primadona atau diminati oleh
banyak orang.
B.
Rumusan Masalah
Setelah mengetahui problematika masyarakat khususnya kalangan
akedemisi yang masih belum mengetahui cara melakukan penelitian ilmiah, atau
mereka yang masih kurang berminat untuk meneliti, maka kami melalui tulisan ini
mencoba merangsang semua pihak untuk ikut dalam mengebangkan atau menghidupkan
kembali girah menelti, karena sebagai mana yang telah kita ketauhui bahwa
meneliti khususnya penelitian ilmiah memiliki manfaat yang sangat besar untuk
menemukan jawaban dari sebuah masalah atau untuk mencari kebenaran terhadapa
sesuatu.
Dalam tulisan ini kami hanya akan sedikit membahas tentang sekala
pengukuran dan instrument penelitian dalam bidang penelitian kuantitatif.
Kami menghususkan pada sub-Bab ini dan hanya terfokus pada satu bidang
penelitian yaitu penelitian kuntitatif. Karena bab yang lain akan dibahasa oleh
beberapa teman kami yang lain.
Pada penulisan malakah kali ini kami mencoba untuk membuat sedikit
lebih ramping. Yang mana di awal penulisan kami memulai dari kata pengantar
kemudian masuk pada Bab I yang berisi tentang:
a.
Latar
belakang masalah
b.
Rumusan
masalah
Kemudian Bab II-III kami isi dengan pembahasan, yang mana di sana
akan membahas sedikit tentang sekala pengukuran dan instrument penelitian dalam
penelitian kuntitatif. Kemudiaan Bab IV yaitu penutup, kesimpulan, dan saran terakhir
daftar pustaka.
BAB II
Jenis Skala Dan Sikap Skala Pengukuran
Penelitian pada dasarnya merupakan satu upaya memahami
masalah-masalah yang ditemui dalam kehidupan manusia, keterbatasan manusia
untuk memahami permasalahan tersebut hanya mengndalkan pengalaman hidup sehari
hari secara sporadic dan tidak tertata, jelas tidak cukup menjadi dasar yang
kuat bagi pemahaman terhadap satu permasalahan.[1]
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variable yang
diteliti. Dengan demikian imliah instrument yang akan digunakan untuk
penelitian tergangung pada jumlah variable yang ditelti. Jika variablenya lima
maka instrumennya lima.
karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan
pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap
instrument harus mempunyai skala.[2]
A.
Jenis Sekala Pengukuran
Sekala pengukuran merupakan kesepakatan yanga digunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut jika
digunakan akan menghasilkan data kuantitatif. Contohnya timbangan emas sebagai
instrument untuk mengukur berat emas.
Jenis-jenis sekala pengukuran ada empat : sekala nominal, sekala
ordinal, sekala interval, dan sekala ratio.
1.
Sekala
nominal
Sekala nominal adalah sekala yang paling sederhana, disusun menurut
jenis (kategorinya) atau fungsi bilangan hanya sebagai symbol untuk membedakan
sebuah karakteristik dengan karakteristik yang lainnya.[3]
Sekala nominal adalah sekala yang hanya mendasarkan pada
pengelompokkan atau pengkategorian peristiwa atau fakta dan apabila menggunakan
notasi angka hal itu sama sekali tidak menunjukkan perbedaan kuantitatif tetapi
hanya menunjukkan perbedaan kualitatif.[4]
Adapaun ciri-ciri dari sekala nominal adalah:
a.
Kategori
data bersifat mutually exclusive (salign memisah).
b.
Kategori
data tidak mempunyai aturan yang logis (bisa sembarang), Hasil perhitungan dan
tidak ditemui bilangan pecahan, Angka yang tertera hanya lebel semata.Tidak
mempunyai ukuran baru, Dan tidak mempunyai nol mutlak.
2.
Skala
ordinal
Sekala ini adalah pengukuran yang mana sekala yang digunakan
disusun secara runtut dari yang rendah sampai yang tinggi. Sekala ordinal
sekala yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai sekala yang
terendah atau sebaliknya.[5]
Adapun ciri-ciri dari sekala ordinal antara lain : kategori data
saling memisah, kategori data memiliki aturan yang logis, kategori data
ditentukan sekala berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang dimilikinya.
3.
Skala
interval
Sekala interval adalah sekala yang menunjukkan jarak satu data
dengan data yang lain dengan bobot nilai yang sama, sementara menurut (Uhar)
dalam bukunya, metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif, dan tindakan. Menjelaskan
bahwa sekala interval adalah sekala pengukuran yang mana jarak satu tingkat
dengan yang lain sama. Ciri-ciri dari sekala ini menurut uhara ada lima :
1.
Kategori
data bersifat saling memisah.
2.
Kategori
data memiliki aturan yang logis.
3.
Kategori
data ditentukan sekalanya berdasarkan jumlah karaaktristik khusus yang
dimilikinya.
4.
Perbedaan
karakteristik yang sama tergambar dalam perbedaan yang sama dalam jumlah yang
dikenakan pada kategori.
5.
Angka
nol hanya menggambarkan satu titik dalam sekala (tidak punya nilai nol
absolut).
4.
Sekala
rasio.
Skala ini adalah sekala interval yang benar-benar memiliki nilai
nol mutlak. Dengan demikian sekala rasio menunjukkan jenis pengukuran yang
sangat jelas dan akurat.
B.
Skala sikap
Sekala ini hanya digunakan untuk mengukur sikap, perkembangan ilmu
sosiologi dan pisikologi yang banyak menggunakan ini untuk khusus mengukur
sikap. Beberapa sekala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian
administrasi, pendidikan dan social antara lain :
1.
Skala
likert
Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan prsepsi
seseorang atau kelompok orang tentang fenomena atau gejala sosialyang terjadi.
Hal ini sudah sepesifik dijelaskann oleh peneliti. Yang selanjutnya disebut
sebagai variable penelitian. Kemudian dijabarkan melalui dimensi-dimensi
menjadi sub-variabel , kemudian menjadi indicator yang dapat dijadikan tolak
ukur untuk menyusun item-item pertanyaan atau pernyataan yang berhubungan
dengan variabel penelitian.[6]
Penyataan atau pernyataan tadi kemudian direspon dalam bentuk
sekala likert, yang diungkapkan melalui kata-kata misalnya ; setuju, sangat
setuju, tidak pasti, tidak setuju, sangat tidak setuju.
2.
Skala
guttuman
Skala guttaman menggunakan dua jawaban yang tegas dan konsisten,
yaitu ya-tidak, postif-negatif, tinggi-rendah, yakin-tidak yakin, setuju-tidak
setuju, dll.
3.
Semantic
defentrial.
Skala differensial digunakan untuk mengatur sikap perbedaan
simantik, responden untuk menjawab pernyataan dalam satu garis kontinum yang
bertentangan yaitu positif negative. Data yang diperoleh biasanya data interval
yang digunakan untuk mengukur sikap seseorang atau kelompok.[7]
Skala ini berisikan serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub),
seperti : panas-dingin, baik-buruk, dll. Karakteristik bipolar mempunyai tiga
dimensi dasar sikap seseorang terhadap objek :
a.
Potensi,
yaitu kekuatan atau atraksi fisik satu objek
b.
Evaluasi,
yaitu hal-hal yang menguntungkan atau tidak.
c.
Aktivitas,
yaitu tingkatan gerakan satu objek
Contoh :
netral
Cerdas bodoh
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
4.
Rating
scale
Berdasarkan ketiga
sekala semua data yang diproleh adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan.
Sedangkan rating scale adalah data mentah yang didapar berupa angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
Dalam model rating
scale responden tidak akan menjawab dari data kualitatif yang sudah tersedia,
tapi menjawab dari jawaban kuantitatif, dengan demikian raing scale lebih
fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja.[8]
BAB III
Instrument Penelitian
A.
Pengertian Instrument Penelitian
Dalam penelitian bidang pendidikan, teknik pengumpulan data yang
lazim adalah menggunakan intrumen. Dalam menjalankan penelitian data merupakan
tujuan utama yang hendak dikumpulkan dengan menggunakan instrument. Instrumen
penelitian adalah nafas dari penelitian. Menurut (Arikunto, 1995;177) ‘’instrumen
penelitian adalah sesuatu yang penting dan strategis kedudukannya dalam
pelaksanaan penelitian.’’[9]
Keadaan-keadaan telah mendorong upaya-upaya pakar untuk membuat
prosudur dan alata yang dapat digunakan guna mengungkap kenyataan-kenyataan
(data) yang dapat diajdikan dasar dalam menyelesaikan berbagai masalah. Untuk
itu instrument penelitian menempeti kedudukan penting dalam sebuah penelitian,
hal ini tidak lain karean keberhasilah sebuah penelitian dipengaruhi pula oleh
instrument yang dipergunakan.[10]
Kualitas data sangat menetukan kualitas penelitian. Kualitas data
tergantung pada kualitas alat (instrumen) yang digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian. Pada dasarnya terdapat dua kategori instrument yang digunakan
dalam penelitian, yakni :
a.
instrument
digunakan untuk memproleh informasi atau data tentang keadaan objek atau proses
yang diteliti.
b.
Instrumen
digunakan untuk mengontrol objek atau proses yang diteliti.
Data kondisi objek atau spesifikasi proses yang diukur dapat
diulang dengan menggunakan dua instrument tersebut.[11]
Dalam suatu penelitian kuantitatif (adanya jarak antara subjek dan
objek) yang bersifat verifikasi hipotesis, instrument penelitian merupakan alat
yang dipakai untuk menjembatani antara subjek dan objek (secara subtansial
antara hal-hal teoritis dan empiris, antara konsep dan data).[12]
Teknik pengumpulan data yang lazim digunakan adalah menggunakan
adalah instrumen yang sempurna, wawancara, observasi, dokumentasi, sperti pada
table di bawah ini.
B.
Beberapa hal yang penting dalam menyusun istrumen
Menurut (Nana Sudjana), dalam penyusunan instrument penelitian ada
beberapa hal yang harus diperhatikan :
1.
Masalah
dan variable yang diteliti termasuk indicator variable harus jelas sehingga
dapat dengan mudah menetapkan jenis istrumrn yang digunakan.
2.
Sumber
data/ informasi, baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih
dahulu, sebagai bahan dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistimatika item
dalam instrument penelitian.
3.
Keterandalan
dalam instrument itu sendiri sebagai alat pengumpulan data, objekvitas, dll.
4.
Jenis
data yang diharapkan dari pengguna instrumen harus jelas. Sehingga peneliti
dapat menetukan gaya analisis dan pemecahan masalah penelitian.
5.
Mudah
dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan.[13]
C.
Sarana instrument penelitian
a.
Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan pada orang lain
dengan tujuan agar orang yang diberi bersedia memberikan respon yang sesuai.
Angket dibedakan menjadi tiga yaitu :[14]
1.
Angket
terbuka, adalah angket yang disajikan dalam bentuk isian. Tentunya disertai
dengan pertanyaan.
2.
Angket
tertutup, adalah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana, yang mana
responden tinggal membri tanda centang pada kolom yang disediakan terhadapa
jawaban yang sesuai dengannya. Biasanya dalam bentuk multipelchoise.
3.
Campuran,
Disamping dari kedua ini ada combinasi dari dua jenis angket di atas.
b.
Daftar
cocok (Checlist)
Ini hampir sama dengan angket tertutp, karena hanya tinggal member
tanda pada tes yang diberikan terhadap jawaban keadaan kita. Bedanya dengan
angket, checklist dibuat sedikit lebih sederhana.
c.
Sekala
Skala menunjuk pada sebuah instrument pengumpul data yang bentuknya
sperti daftar cocok tapi alternative yang disediakan merupakan sesuati yang
berjenjang.[15]
Skala banyak digunakan untuk mengukur aspek-aspek kpribadian atau kejiwaan.
D.
Jenis instrument penelitian
1.
Tes.
Yaitu suatu alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan
jawaban-jawaban, baik secara tertulis maupun lisan. Sehingga dapat mengetahui
kemampuan individu yang bersangkutan.
2.
Kuesioner.
Instrument penelitian dalam bentuk pertanyaan yang biasanya dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi berkaitan dengan pendapat, aspirasi, prespsi, keinginan,
keyakinan, dll secara tertulis. Dan apabila dilakuakan dengan menggunakan lisan
maka disebut wawancara. Untuk lebik baiknya ini digabungkan, antara liasan dan
tilisan untuk memperkuat data.
3.
Sekala.
Merupakan alat untuk mengukur nilai/keyakinan, sikap dan hal-hal yang berkaitan
dengan personological.
BAB IV
Penutup
A.
Kesimpulan
Dalam proses penelitian, tentu saja hal yang paling penting adalah apa yang diteliti. Maka ketika kita
ingin mengumpulkan data dari apa yang kita teliti maka disinilah peran metode
pengumpulan dan data instrument penelitian.
Ketika peneliti sudah mengetahui apa tujuan dari penelitiannya dan
apa yang ia teliti maka yang harus diperhatikan adalah bagaimana memilih metode
dan instrumen dalam penelitian yang ia lakukan.
B.
Saran-saran
Dari penjelasan singkat kami mengenai skala pengukuran dan
instrument penelitian kirannya dapat membantu para pembelajar agar tidak tabu
lagi tentang bagai mana memilih instrument yang tepat untuk penelitiannya.
Kami menyadari bahwa makalah kami in sangat jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan
makalah kami kedepannya.
Akhir kata, tiada hal yang sempurna dari sajian kami, karena masih
dalam peruses pembelajaran, dan harapan kami semoga ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Daftar Pustaka
Suharsaputra
Uhar, metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif, dan tindakan,
refika aditama, bandung 2012.
Santoso
Gempur, fundamental metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif,
prestasi pustaka, Jakarta 2012.
Iskandar,
metodologi penelitian pendidikan dan social (kualitatif dan kuantitatif), gaung
persada press (GP press), Jakarta 2009.
Sugiono,
metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R & D, alfabeta,
bandung 2012
Makalah
metodologi penelitian, sekala pengukuran dan istrumen penelitian, oleh
daud rasid al baar dan matraji, Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al Hakim Srby
2011/2012.
[1]
Uhar suharsaputra, metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif, dan
tindakan, refika aditama, bandung 2012. Hal 94.
[2]
Sugiono, metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R & D,
alfabeta, bandung 2012. Hal 92
[3]
Makalah metodologi penelitian, Sekala Pengukuran Dan Istrumen Penelitian,
oleh daud rasid al baar dan matraji, Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al Hakim
Srby 2011/2012.
[4]
Uhar suharsaputra, metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif, dan tindakan,
refika aditama, bandung 2012. Hal 72
[5]
Makalah metodologi penelitian, sekala pengukuran dan istrumen penelitian,
oleh daud rasid al baar dan matraji, Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al Hakim
Srby 2011/2012.
[6]
Iskandar, metodologi penelitian pendidikan dan social (kualitatif dan
kuantitatif), gaung persada press (GP press), Jakarta 2009. Hal 83.
[7]
Iskandar, metodologi penelitian pendidikan dan social (kualitatif dan
kuantitatif), gaung persada press (GP press), Jakarta 2009. Hal 84.
[8]
Makalah metodologi penelitian, sekala pengukuran dan istrumen penelitian,
oleh daud rasid al baar dan matraji, Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al Hakim
Srby 2011/2012.
[9]
Iskandar, metodologi penelitian pendidikan dan social (kualitatif dan
kuantitatif), gaung persada press (GP press), Jakarta 2009. Hal 78.
[10]
Uhar suharsaputra, metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif, dan
tindakan, refika aditama, bandung 2012. Hal 94
[11]
Gempur santoso, fundamental metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif,
prestasi pustaka, Jakarta 2012. Hal 62
[12]
Uhar suharsaputra, metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif, dan
tindakan, refika aditama, bandung 2012. Hal 94.
[13]
Uhar suharsaputra, metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif, dan
tindakan, refika aditama, bandung 2012. Hal 95.
[14]
Makalah metodologi penelitian, sekala pengukuran dan istrumen penelitian,
oleh daud rasid al baar dan matraji, Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al Hakim
Srby 2011/2012.
[15]
Makalah metodologi penelitian, sekala pengukuran dan istrumen penelitian,
oleh daud rasid al baar dan matraji, Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al Hakim
Srby 2011/2012.
0 komentar:
Posting Komentar