Kamis, 10 Januari 2013

Hidayatullah | maerelamien


BAB I
KATA PENGANTAR

Semakin lama semakin majunya era modern  ilmu pengetahuan dan  teknolgi semakin berkembang akan  tetapi banyak  manusia yang lalai akan kewajibanya hidup di dunia ini sehingga menyebabkan mereka meninggalkan  tuntunan dan syariat agama islam. Namun semua itu tidak membuat para tentara Allah berdiam diri begitu saja melihat kemungkaran di muka bumi ini, sehingga lahirlah berbagai macam  ormas-ormas islam ke  dunia ini untuk menegakkan syariat islam seperti halnya lahirnya ormas islam diantaranya: jamaah Tabligh, Ikhwanul Muslimin, salafi hingga ormas besar seperti Muhammadiyah, NU dan
Hidayatullah.
Sehingga  menjadikan masyarakat kebingungan dalam memilih ormas yang mana yang akan di ikuti karena masing-masing memiliki visi dan misi sama yaitu menegakakan syariat Islam di dunia.  Namun tidak semua ormas itu memiliki ciri yang sama, akan tetapi setiap masing-masing organisasi memiliki ciri khas yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Perbedaan yang timbul dari masing-masing ormas tersebut bukanlah perbedaan yang pokok dari inti ajaran Islam  itu sendiri, seperti aqidah dan tauhid, tapi perbedaan yang timbul hanyalah sebatas konsep penerapan perencanaan komunikasi dakwah yang dimiliki tiap-tiap ormas Islam tersebut.
Sungguh membuat hati resah dan gelisah ketika perbedaan itu justru menjadikan Islam terpeta-petakan hanya kerena pandangan yang keliru terhadap konsep dan perencanaan komunikasi dakwah ormas yang lain.
Terbetiklah di hati penulis yang mendorong untuk mengkaji dan menulis sebuah makalah dengan  mengangkat salah satu organisasi Islam yaitu Hidayatullah agar masyarakat tahu bagaimana konsep dakwah yang dijalankan oleh ormas Hidayatullah, sehingga kesalah pahaman terhadap konsep dakwah yang dimiliki oleh ormas ini menjadi jelas.





BAB II
PEMBAHASAN TENTANG HIDAYATULLAH

A.    Latar belakang dan sejarah singkat berdirinya Hidayatullah
Lahirnya ormas Islam ke dunia ini atau yang disebut Hidayatullah  merupakan anugrah besar bagi umat Islam untuk menegakkann syariat Islam. Berdirinya hidayatullah ke dunia ini di pelopori oleh seorang pemuda yang lahir tepat pada hari Proklamasi Kemedekaan RI, Jum’at, 17 Agustus 1945, di Lamatti Rilau, salah satu desa dalam wilayah Kecematan  Sinjai Utara Kabupaten Sinjai Sulawesi selatan yang bernama Muhsin Kahar.
Setelah dewasa Muhsin Kahar pindah ke makasar untuk melanjutkan sekolah dan di makasar ia diterima di kelas IV Sekolah Rakyat  No 30 Makasar.
Ketika duduk di bangku PGAN 6 Tahun di makasar, Muhsin Kahar aktif dalam organisasi di antaranya  Pelajar Islam Indonesia (PII), HMI, Pemuda Muhammadiyah dan Gerakan Pemuda Ansor. Organisasi yang digeluti dan diasyikinya adalah Pemuda Muhammadiyah. Sejak mengemban amanah  sebagai Ketua Biro Dakwah dan Publikasi Pemuda Muhammadyiah Wilayah Sulselra periode 1966-1968, Muhsin Kahar terus menggencarkan pengkaderan. Dia mempunyai impian membuka semacam  perkampungan untuk pusat pengkaderan, di perkampungan ini dapat di jalankan syariat  Islam dengan bebas.
Tibalah pada titik puncak panasnya hati pemuda-pemuda Islam di makasar, seperti panasnya kota Angin Mammiri  waktu itu. Mereka ingin menghanguskan segala bentuk kemaksiatan terutama judi. Tak ada lagi bayang-bayang rasa takut, walaupun konon perjudian lotre dikoordinasi oleh pemerintah kota di bawah kekuasaan walikotanya yang cukup popular dan gigih membangun Kota Makasar. Akibat peristiwa yang menghebohkan tentang penggerebekkan kemaksiatan dan perjudian itu pemerintah menangkap para penmuda yang terlibat dalam peristiwa penggerebekan perjudian dan membuat ruang tahanan Kodim 1408 Makasar penuh sesak.
Para pemuda yang di penjara berharap agar Muhsin Kahar tetap meneruskan perjauangan untuk menegakkan Islam. Muhsin Kahar berjanji dan memasang semangat tekad, “Kalau memang Allah masih memberi saya umur panjang , dimanapun berada akan saya habiskan umurku hanya untuk mengurus Islam”. Menurut kawan-kawan di Pare-pare situasi kota sudah tidak aman bagi Muhsin Kahar dan diminta agar segera meninggalkan  Sulsel. Kawan-kawannya tidak lagi berpifikir tentang pelabuhan mana yang akan dituju dan kapal apa yang ditumpangi serta namanya pun diganti Abdullah Said supaya aman. Ternyata Abdullah Said ditumpangkan di K.M. Ganda Ria, sebuah kapal yang akan berlayar menuju Balikpapan (Kaltim).
Setelah beberapa lama kemudian apa yang dicita-citakan Abdullah Said sebagai langkah awal untuk mendirikan pesantren, ternyata kesampaian. Awalnya pesantren yang diritis Abdullah Said bernama PONDOK PESANTREN PERGERAKAN
HIDAYATULLAH, seperti yang terpampang di depan rumah Muhammad Rasyid, nama itu sengaja di ambil dari nama seorang pahlawan Kalimantan, Pangeran Hidayatullah untuk menarik perhatian masyarakat. Rupaya ada masukan dari Buya Malik Ahmad. Menurutnya nama itu terlalu kedaerahan, tidak sesuai dengan cita-cita yang ingin dikembangkan ke luar Kalimantan. “Pakai HIDAYATULLAH saja katanya”. Akhirnya Abdullah Said mencabut papan nama itu dan menggantinya dengan nama PONDOK PESANTREN
HIDAYATULLAH pada tanggal 7 januari 1973 di Gunung Sari.
Pada hari Sabtu 1Muharam  1394 H, bertepatan dengan 26 Januari 1974, lokasi pesantren pindah ke sebidang tanah yang berdekatan dengan rumah seorang tua bernama Puang Pani di daerah Karang Rejo. Penemu lokasi baru bernama Syahyuddin. Karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, kondisi yang serba kekurangan mengandung hikmah besar yaitu para santri jadi terbiasa puasa daud. Tampaknya Abdullah Said telah membayangkan bahwa setelah hijrah ke Karang Rejo lalu pingdah ke Karang Bugis, mulai tampaklah cakrawala baru dengan adanya tempat berpijak dan pendukung yang semakin bertambah. Berjalanlah kegiatan di Karang Bugis . Aktifitasnya cukup padat, santri-santri semakin bertambah, baik putra maupun putri.
Kondisi Karang Bugis ternyata sudah sedemikian sempit. Abdullah Said berfikir keras untuk mendapatkan lokasi yang memungkinkan untuk pengembangan, baik dari segi fisih maupun kegiatan. Ke inginan ini disampaikan kepada Walikota Asnawie Arbain. Akhirnya Walikota menganjurkan agar ramai-ramai mencari lokasi. Beberapa santri di sebar ke segala penjuru Balikpapan. Ada yang melacak ke jurusan Samarindah, ada yang menjajaki jurusan Samboja (wilayah timur Balikpapan) dan akhirnya ketemulah sebuah lokasi di Gunung Tembak.  Sejak pertama menginjakkan kaki di lokasi, bangunan pertama yang ada di benak Abdullah Said segera dibuat adalah masjid. Itu merujuk pada Nabi Muhammad SAW ketika hijrah ke madinah.
Peresmian Pondok Pesantren Hidayatullah di adakan di halaman masjid pada hari Kamis, 5 Agustus 1976. Atas anjuran Walikota Asnawie Arbain, pada malam peresmian, anak-anak Pramuka dari Kota Balikpapan mengadakan perkemahan di kampus, suasana pun menjadi semarak.
Pada hari Akhad 20 November 1983 terbentulah sebuah kepengurusan. Kata Abdullah Said, selama 10 tahun organisasi Hidayatullah baru kali ini terbentuk kepengurusan yang paling baik.

Susunan kepengurusan
1.      Pimpinan Umum                                 : Abdulah Said
2.      Sekretaris Urusan Dalam                    : Abdul Qodir Jailamni
3.      Sekretaris Urusan Luar                       : Abdul Latif Usman
4.      Departemen Usaha                              : Abdul Manan El-Kindy
5.      Departemen Ketrampilan                    : Sarbini Nasir
6.      Departemen Sosial                              : Sudiono Arjo
7.      Departemen Publikasi
 & Dokumentasi                                  : Manshur Salbu
8.      Departemen Dakwah                          : Amin Mahmud P.
9.      Departemen Pendidikan                     : Abdurrahman Muhammad
10.  Departemen Kampus                          : Soewardhany Soekarno

Dewan Pimpinan
Ketua              :Abdul Halim                                                                        
Anggota          : A. Hasan Ibrahim                 
Anggota          : Amin Bachrun                                                                      
Anggota          : Muh. Hasyim Hs                                                                  
Anggota          : Usman Palese                                                                      
Anggota          : Abdul Madjid Aziz

Tujuan berdirinya Pondok Pesantren Hidayatullah salah satunya adalah ingin mengubah sistem pendidikan, paling tidak di Indonesia.Pendidikan yang bukan berorientasi pada predikat kesarjanaan semata, tapi berorietasi pada kekaderan yang kehadirannya di tengah-tengah masyarakat langsung dirasakan manfaatnya.  
Ada beberapa alasan yang melatar belakangi pendirian pesantren tersebut antara ain;

1.      Ingin mengamalkan Islam secara maksimal sebagai kebutuhan kaum muslimin dewasa dan kebutuhan dunia modern.
2.      Posisi dan kualitan ummat Islam di dunia sangat tidak menguntungkan.
3.      Harga dan nilai benda terlalu tinggi melebihi segalanya, termasuk nilai manusia itu sendiri, hal ini menjadikan ancaman serius.
4.      Ibadah ritual yang rutin kehilangan pamor, jadi hampa dan hambar
5.      Dekadensi moral yang begitu bengis menjadi ancaman generasi muda.[1]

“Masuk di hidayatullah bukan sekadar menjadi santri yang menerima pelajaran dan bimbingan, kemudian setelah tamat dilepas untuk terserah mau kerja dimana atau beraktifitas dimana. Tapi berada di hidayatullah harus siap menjadi kader, tidak di barkan lepas begitu saja.
Belum lama semua cita-cita pendidikannya bisa di terapkan. Banyak hal yang menjadi kendala untuk mewujudkannya, terutama factor politik. Namun ada beberapa pencapaian penting yang bisa menggambarkan keinginannya dalam mengubah system pendidikan. Misalnya tentang waktu yang di gunakan dan jumlah pelajaran yang di ajarkan. Abdullah Said meganggap waktu 6 tahun untuk SD terlalu lama. Anak-anak akan jenuh karena terkurung dalam ruang kelas begitu lama. Menurutnya, SD cukup 3 tahun, SMP cukup 2 tahun, dan SMA cukup 2 tahun juga. Rentang waktu itu bahkan masih di kurangi. Dengan demikian, pada usia 13 tahun seorang sudah bisa lanjut ke perguruan tinggi. Dalam usia segar, 17 atau 18 tahun, sudah sarjana.[2]
Saat ini Hidayatullah sudah sangat berkembang. Bisa dibuktikan dengan jumlah cabang yang tersebar di seluruh penjuru nusantara, ditaksir saat ini jumlah cabang dari Hidayatullah adalah berjumlah 320[3] cabang, empat perguruan tinggi, beberapa sekolah integral setingkat SD, SMP, dan SMA yang menjadi sekolah unggulan di beberapa kabupaten, seperti malang, Surabaya, batam, Balikpapan. Dll.
Selain itu, hidayatullah juga memiliki beberapa media dakwah, yang menjadi garda depan berita keislaman di nusantara, seperti majalah sahid (suara hidayatullah) yang menjadi media cetak islam tertua di nusantara[4], ada pula hidayatullah.com, media islam yang banyak dikunjungi dan dijadikan rujukan dalam berita maupun keilmuan tentang keislaman, yang pengikutnya bukan hanya di Indonesia tapi juga luar negri.
Media social hidayatullah juga sudah banyak, ada BMH (baitul mal hidayatullah), SAR Hidayatullah. Dakwah center dll. Ini semua merupakan bukti kongkrit berkembannya hidayatullah ini, dan masih banyak lagi bukti-bukti yang lain.

B.     Visi dan Misi Hidayatullah
Hidayatullah  merupakan lembaga kader yang memiiki kosentrasi penuh dalam bidang pendidikan dan pembinaan umat. Visi hidayatullah adalah mewujudkan lembaga yang berorientasai pada kebersamaan umat demi terwujudnya mayarakat yang bersyariah,   berjamaah, maju,dan berpengaruh, dengan menjadikannya sebagai lembaga pendidikan dan pengkaderan islam yang unggul, amanah dan mandiri.

Misi Hidayatullah adalah:

1.      Menciptakan kader mujahid (memiliki etos kerja yang tinggi)
2.      Menyelenggarakan pembinaan yang melahirkan kader ulama yang cerdas dan mandiri.
3.      Menjadikan Masjid sebagai pusat gerakan dan pembinaan spiritual.
4.      Menyelenggarakan pendidikan professional yang dapat melahitkan kader berahklak mulia, cerda, mandiri dan memiliki tanggungjawab mengangkat martabat ummat.
5.      Menadikan kampus sebagai alat peraga yang islamiah, ilmiah dan alamiah,.
6.      Membentuk lembaga-lembaga ekonomi yang dapat mendukung terselenggaranya proses pendidikan dan pengkaderan.
7.      Penerapan Syariah semaksimal mungkin di barengi dengan usaha/kerja keras dalam ikatan atau jama’ah.


C.    Manhaj hidayatullah
a.       Al-quran
b.      Asunnah
c.       Masuk islam secara kaffah
d.      Berjamaah

D.    Konsep pengkaderan Hidayatullah
Hidayatullah merupakan wadah perjuangan untuk ummat dan sekaligus wadah lahirnya kader yang professional, berkarakter, jiwanya bersih dan amanah. Prinsipnya tegas dan  penampilannya santun serta menyenangkan.
”Hidayatullah lahir pada saat umat islam sedang menantikan datangnya abad  XV H yang diyakini sebagai abad  kebangkitan Islam. Tema pokoknya pada saat itu adalah : “back  to al quran dan assunnah”. Hidayatullah  adalah sebuah gerakan pemikiran yang mencoba menerjamahkan slogan “back to quran and sunnah” secara lebih kongkrit sehingga al quran  dan sunnah manjadi “blue print” pengembangan peradaban islam.”[5]
Bagi kader Hidayatullah mengurus ummat adalah  modal minimal dalam perjuangan, untuk selanjutnya kita membutuhkan mobilitas spiritual yang kuat. Sebagaimana ditampilkan Rosulullah SAW diawal perlangkahan dengan wahyu-wahyu pertamanya. Perkuat aqidah, tajamkan cita-cita berquran, kuatkan jiwa hingga mendekat kepada sumberkekuatan, lebur dalam urusan ummat dengan integritas siritual yang bersih.
Jiwa, semangat, keyakinan, kerja keras, ibadah dan kualitas spiritual generasi awal, dan selalu berupaya melakukan pengembangan serta penguatan disegala sektor keilmuan dan ekonomi  merupakan harapan untuk generasi berikutnya.
“Hidayatullah memandang bahwa kemunduran umat islam lebih disebabkan  karena pandangan yang persial dalam  memahami keholistikan ajaran islam. Masing-masing kelompok mengambil tema dan titik tekan program sesuai dengan pandangannya yang sangat persial bahkan tema dan titik program itu seringkali menjadi semacam ‘ideologi kelompok.”[6]
Sebagai organisasi massa islam yang berbasis kader, Hidayatullah menyatakan diri sebagai gerakan perjuangan islam dengan dakwah dan tarbiyah sebagai program utamanya keanggotaan Hidayatullah bersifat  terbuka, dimana usahanya berfungsi sebagai basis pendidikan dan pengkaderan.
Kesimpulannya konsep pengkaderan hidayatullah ialah disesuaikan dengan manhajnya yaitu SNW (sistimatika nuzulnya wahyu). Yang mana dalam SNW ada banyak jejang-jenjangnya sesuai dengan penjabaran SNW itu sendiri.

E.     Kepemimpinan hidayatullah
Kepemimpinan Hidayatullah dibangun di atas manhaj SNW yang melangkah mengikuti skala prioritas dari yang paling utama hingga yang tidak prinsip.
Jaringan kerja hidayatullah bertambah luas hingga desember 2005 dan  didukung dengan lahirnya  26 DPW, 194 DPD, 51 DPD terdapat di Pulau  jawa dan 143 DPD ada di luar Jawa.
Pengurus tingkat pusat mulai dari Dewan Syura dan Dewan Pimpinan Pusat. Dewan Syura merupakan lembaga tertinggi organisasi, dipimpin oleh Ketua Dewan Syura yang sekaligus merupakan  imam bagi jamaah Hidayatullah, dengan sebutan Pimpinan Umum. Ketua Dewan Pimpinan Pusat dipilih lewat Musyawarah Nasional, dan pengurus DPP disahkan oleh Pimpinan Umum di dalam Munas tersebutuntuk jangka waktu 5 tahun.
Struktur di bawah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) terdiri dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), Dewan Pimpinan Cabang (DPC), Pimpinan Ranting, Pimpinan anak Ranting. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah/daerah/Cabang dipilih oleh Musyawarah di tingkat masing-masing dan disahkan oleh struktur diatasnya.

F.     Pembinaan Hidayatullah
Pembinaan yang pertama kali di lakukan pesantren hidayatullah melalui pengajian-pengajian yang di adakan oleh Ust. Abdullah Said, kemudian di lanjutkan dengan acara-acara training keislaman yang di istilahkan dengan Daura Darul Arqom, di dalamnya peserta diberi wawasan tentang nilai-nilai keislaman dan penyandaran akan arti pentingnya melaksanakan Islam dalam kehidupan.
Saat ini pembinaan hidayatullah adalah mengadakan halaqoh-halaqoh, kemudian ada marhalah ula, woustho, dan marhalah ulya. Ini semua merupakan konsep pembinaan kader yang ada di hidayatullah.

Pola Pembianaan Kmandirian Di Pesantren Hidayatullah


G.    Dakwah Hidayatullah
Untuk mendukung program dakwah dan tarbiyah serta menjalankan agenda utama Hidayatullah dan sebagai salah satu bentuk perhatian Hidayatullah yang diberikan kepada masyarakat, maka hidayatullah membuat:

1)      Lembaga Pendidikan
Salah satu usaha Hidayatullah untuk mendidk dan mengkader maka didirikannya lembaga-lembaga pendidikan seperti pesantren Hidayatullah yang ada di berbagai daerah indonesia.
Pola pengajaran di pesantren Hidayatullah adalah sistem pesantren moderen, yaitu penggabungan mata pelajaran umum dan mata pelajaran khusus atau keislaman. Mata pelajaran umum sama seperti mata pelajaran pada sekolah-sekolah umum lainnya, contohnya matematika, fisika, kimia, dan lainnya. Mata pelajaran khusus yaitu mata pelajaran yang berkaitan dengan keislaman, contohnya aqidah, fiqh, bahasa arab, dan hafalan al quran, serta masih banyak lagi mata pelajaran yang lainnya, sesuai dengan jenjang pendidikan dan letak kampus.

2)      Baitul Maal Hidayatullah
Baitul Maal Hidayatullah (BMH) adalah lembaga yang di kelola dan berada di bawah naungan Hidayatullah yang berfungsi mengelola dana zakat, infaq, dan wakaf ummat, kemudian menyebarkannya ke seluruh pelosok daerah serta menyantuni anak-anak yatim dan membiayai penyaluran kader Da’I ke seluruh pelosok nusantara. BMH  mendapat pengukuhan sebagai lembaga amil zakat nasional melalui surat keputusan mentri agama Republik Indonesia No. 538 tahun 2001.

3)      Majalah Suara Hidayatullah
Penerbitan Majalah Hidayatullah sudah di mulai di rintis sejak awal berdirinya PPH di  Balikpapan karena di anggap salah satu cara berdakwah yang paling baik dan efektif adalah dengan memanfaatkan media.

4)      Muslimat Hidayatullah
Adalah klompok muslimah hidayatullah yang aktif dalam berorganisasi untuk memajukan wanita-wanita hidayatullah, karena di balik keperkasaan peria ada sentuhan-sentuhan lembut tangan wanita.

5)      Induk Koperasi Hidayatullah
Induk Koperasi Hidayatullah (Inkophida) adalah koperasi sekunder yang menjadi wadah seluruh jaringan koperasi Hidayatullah yang tersebar di seluruh Indonesia. Inkophida didirikan di jakarta tahun 1999 dan Supermarket Sakinah di Surabaya.

6)      Pemberdayaan Masyarakat pedalaman







BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pemaparan materi di atas yang membahas tentang sejarah perjuangan pendiri Pondok Pesantren Hidayatullah yang samapai sekarang masih eksis bahkan bertambah dan berkmbang pesat di seluruh penjuru Negara terutama di Indonesia penulis mengambil kesimpulan di antaranya;

1.       Berdirinya Pondok Pesantren Hidayatullah di pelopori oleh seorang pemuda yang akatif dalam organisasi Pelajar Islam yang berasal dari Lamatti Rilau, salah satu desa dalam wilayah Kecematan  Sinjai Utara Kabupaten Sinjai Sulawesi selatan yang masa kecilnya bernamaMuhsin Kahar.Hidayatullah mulai didirikan pada tanggal 7 januari 1973 di Balikpapan tepatnya di Gunung Sari dan yang awalnya bernama PONDOK PERGERAKAN HIDAYATULLAH.

2.      Kepemimpinan Hidayatullah dibangun di atas manhaj SNW yang melangkah mengikuti skala prioritas mulai dari yang paling utama hingga yang tidak prinsip.

DAFTAR PUSTAKA


Manshur Salbu ‘Mencetak Kader , Surabaya,Cetakan Ke satu & ke dua,hlm.173
Manshur Salbu ‘Mencetak Kader , Surabaya,Cetakan Ke satu & ke dua,hlm.3-241
Hidayatullah.com  16 Desember 2012, 18:15 WIB
Manshur Salbu ‘Mencetak Kader , Surabaya,Cetakan Kedua,hlm.129
www.hidayatullah.com 16 Desmber, 2012, 18:17 WIB
Ruang-ihsan.blogspot.com 16 Desember, 2012, 18:29 WIB
Hidayatullah.com 17 Desember, 2012, 18:30 WIB
Wikipedia.org





[1] Manshur Salbu ‘Mencetak Kader , Surabaya,Cetakan Ke satu & ke dua,hlm.173
[2] Manshur Salbu ‘Mencetak Kader , Surabaya,Cetakan Ke satu & ke dua,hlm.3-241
[3]  Hidayatullah.or.id situs resmi hidayatullah
[4] Hidayatullah.com 2 Januari 2013
[5] Ruang-ihsan.blogspot.com 16 Desember, 2012, 18:29 WIB
[6] Hidayatullah.com 17 Desember, 2012, 18:30 WIB

3 komentar:

  1. wow sudah dalam bentuk makalah, akhi minta izin copy boleh?

    BalasHapus
  2. Iron-Strike Razor Review - TITanium Art
    Iron-Strike Razor is a classic 2-piece razor titanium mens wedding bands with a snap titanium auto sales closure making the blade angle much easier. The black titanium wedding bands handle is titanium plate flat irons the same titanium forging as the classic handle but

    BalasHapus

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com