Rabu, 23 Januari 2013

Curahan hati


Saya akan bercerita tentang potongan kisah saya ini dimulai dari perkenalan diri, karena banyak yang mengatakan ‘’tak kenal mak tak sanyang’’, walaupun aku tidak tahu siapa sebenarnya pencetus atau yang pertamakali berkata demikian, tapi aku pikir kalimat itu tidak salah juga,
Baiklah, nama yang diberikan oleh orang tua kepadaku ialah umair al-amin, menurut cerita ortu, untuk memberikan nama padaku waktu itu sangat susah maklum anak pertama, panjang ceritanya yang sampai pada akhirnya nama itu menjadi kesepakatan aba dan ummiku, aku lahir di kota minyak (balikpapan) 19 tahun yng silam, akan tetapi aku dibesarkan di beberapa kota di kalimantan timur, itu semua karena kedua ortuku tidak pernah tinggal lama di satu kota, karena hampir setiap 5 tahun mereka akan dipindah tugaskan ke kota lain, itu semua tidak lain karena tugas yang diamanhkan lembaga pada mereka, makanya aku juga selalu ikut pindah-pindah, kira-kira sampai sekarang sudah ada sekitar 7 kota indonesia yang pernah menjadi bagian dalam kisah hidupku dan keluargaku. Mungkin itu sekilas tentang aku.
Saya ingin cerita tentang masa kecilku, bermula ketika aku duduk di bangku sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyyah (MI), menurutku aku ini aknk yang cukup nakal, ketika itu adalah anak pindahan dari MI bontang yang akan duduk di kelas tiga (III) di MI sangatta (kutai timur), yang mana pada saat itu sisttem pendidikan di indonesia ini masih menggunakan sistem caturwulan 1, 2, & 3, dalam hal evaluasi hasil belajar siswa, merasa diri sebagai anak baru, akupun mencoba untuk dekat dan berteman dengan teman-teman baruku, itu berlangsung kira-kira sampai tiga minggu, karna setelah itu aku sudah mulai bisabermain dan bercanda ria dengan mereka semua, agak lama memang peroses perkenalanku dengan mereka karena aku harus beadaptasi selain dengan teman sekolah terlebih lagi teman-teman lingkungan rumah tempatku tinggal.
Singkat cerita aku naik kelas tepatnya kelas IV, dan alhamdulillah dengan niai yang cukup, tapi bagi anak baru itu cukup baik, karena memang sekolahku MI sedangkan aku berlatar belakang pondok, karena sejak kecil aku sudah tinggal di kawasan pondok, sehingga menjadi sebuah kewajaran jika pelajaran di MI sangat femiliar buatku, menjelang liburan, kala itu banyak undangan perlombaan antar sekolah yang datang ke sekolah kami, perlombaan itu dilaksanakan oleh DIKNAS dan DEPAK, khusus untuk tingkat SD dan SMP, diantar perlombaannya ialah; lomba azan, ngaji, lomba pidato, lomba baca puisi, dll. Sekolahku diundang karna memang sekolahku merupakan MI yang cukup terpandang, tentu saja kepala sekolah dan para dewan guru menyeleksi kami semua, siapa yang cocok untuk mewakili sekolah dalam even itu, akhirnya terpilihlah sekitar 10 orang yang akan mewakili sekolah kami dalam perlombaan tersebut, dan alhamdulillah aku termasuk dari 10 orang itu, aku menjadi wakil sekolah dalam lomba mengaji ‘’baca al-quran’’. Jadi kemudian aku disuruh kepala sekolah untuk latihan pemantapan setiap hari di rumah beliau, perlu diketahui bahwa jarak anatra sekolah dengan rumahku sekitar 7-8 kilo, dan untuk anak seumur aku pada waktu itu, itu sangat jauh, belum lagi atas permintaan kepala sekolahku latihannya hanya bisa pada malam hari karena kepadatan kegiatan beliau, namun ku jalani saja semua itu, sampai pada tiba waktu perlombaan, di pundakku dan 9 temanku yang lain nama sekolah di pikulkan di pundak kami.
Singkat cerita, perlombaan selesai dan akua harus melewatinya dengan sangat berat, karena aku dikalhkan oleh rasa nervesku dan pada akhirnya pengumuman pemenang tiba, akan tetapi sayang beribu sayang aku gagal mendapat juara III apalagi juara I, akan tetapi respon kepala sekolah dan dewan guru sangat baik pada kami, mereka terus memotifasiku dan beberapa temanku yang juga gagal, namun guru kami sangat bijaksana, setelah mengetahui kondisi kami yang lagi bersedih, mereka mendaftarkan kami untuk mengikuti MTQ (musabaqoh tilawatil quran), namun bukan sebagai peserta yang akan ikut bertandig, melainkan menjadi penari-penari imut  yang akan mendampingi artis musisi islami yang lagi booming saat itu, yaitu haddad alwi dan sulis,kami dipilh dan dipersiapkan tampil dipembukaan MTQ di kutai timur saat itu, menjadi sebuah kebanggan bagi kami yang bisa masuk dalam kelompok itu, lagi-lagi hal itu sangat mengesankan bagiku karena kami harus berkombinasi dengan sekolah lain, tentunya porsi latihan yang kudapatkan sangat banyak jika dibandingkan dengan porsi latihanku ketika mengikuti lomba-lomba kemarin. Dan pada akhirnya kami sukses pada acara tersebut, kami tampil dengan sangat penuh semangat, dan kemudian cerita itu kujadikan salah satu potongan cerita hidupku yang berkesan.
Baiklah, mungkin ini sekilas tentang aku. . .  .???

1 komentar:

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com