Saya akan bercerita tentang potongan kisah saya ini dimulai dari
perkenalan diri, karena banyak yang mengatakan ‘’tak kenal mak tak sanyang’’,
walaupun aku tidak tahu siapa sebenarnya pencetus atau yang pertamakali berkata
demikian, tapi aku pikir kalimat itu tidak salah juga,
Baiklah, nama yang diberikan oleh orang tua kepadaku ialah umair
al-amin, menurut cerita ortu, untuk memberikan nama padaku waktu itu sangat
susah maklum anak pertama, panjang ceritanya yang sampai pada akhirnya nama itu
menjadi kesepakatan aba dan ummiku, aku lahir di kota minyak (balikpapan) 19
tahun yng silam, akan tetapi aku dibesarkan di beberapa kota di kalimantan
timur, itu semua karena kedua ortuku tidak pernah tinggal lama di satu kota,
karena hampir setiap 5 tahun mereka akan dipindah tugaskan ke kota lain, itu
semua tidak lain karena tugas yang diamanhkan lembaga pada mereka, makanya aku
juga selalu ikut pindah-pindah, kira-kira sampai sekarang sudah ada sekitar 7
kota indonesia yang pernah menjadi bagian dalam kisah hidupku dan keluargaku.
Mungkin itu sekilas tentang aku.
Saya ingin cerita tentang masa kecilku, bermula ketika aku duduk di
bangku sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyyah (MI), menurutku aku ini aknk
yang cukup nakal, ketika itu adalah anak pindahan dari MI bontang yang akan
duduk di kelas tiga (III) di MI sangatta (kutai timur), yang mana pada saat itu
sisttem pendidikan di indonesia ini masih menggunakan sistem caturwulan 1, 2,
& 3, dalam hal evaluasi hasil belajar siswa, merasa diri sebagai anak baru,
akupun mencoba untuk dekat dan berteman dengan teman-teman baruku, itu
berlangsung kira-kira sampai tiga minggu, karna setelah itu aku sudah mulai
bisabermain dan bercanda ria dengan mereka semua, agak lama memang peroses
perkenalanku dengan mereka karena aku harus beadaptasi selain dengan teman
sekolah terlebih lagi teman-teman lingkungan rumah tempatku tinggal.
Singkat cerita aku naik kelas tepatnya kelas IV, dan alhamdulillah
dengan niai yang cukup, tapi bagi anak baru itu cukup baik, karena memang
sekolahku MI sedangkan aku berlatar belakang pondok, karena sejak kecil aku
sudah tinggal di kawasan pondok, sehingga menjadi sebuah kewajaran jika
pelajaran di MI sangat femiliar buatku, menjelang liburan, kala itu
banyak undangan perlombaan antar sekolah yang datang ke sekolah kami,
perlombaan itu dilaksanakan oleh DIKNAS dan DEPAK, khusus untuk tingkat SD dan
SMP, diantar perlombaannya ialah; lomba azan, ngaji, lomba pidato, lomba baca
puisi, dll. Sekolahku diundang karna memang sekolahku merupakan MI yang cukup
terpandang, tentu saja kepala sekolah dan para dewan guru menyeleksi kami
semua, siapa yang cocok untuk mewakili sekolah dalam even itu, akhirnya
terpilihlah sekitar 10 orang yang akan mewakili sekolah kami dalam perlombaan
tersebut, dan alhamdulillah aku termasuk dari 10 orang itu, aku menjadi wakil
sekolah dalam lomba mengaji ‘’baca al-quran’’. Jadi kemudian aku disuruh kepala
sekolah untuk latihan pemantapan setiap hari di rumah beliau, perlu diketahui
bahwa jarak anatra sekolah dengan rumahku sekitar 7-8 kilo, dan untuk anak
seumur aku pada waktu itu, itu sangat jauh, belum lagi atas permintaan kepala
sekolahku latihannya hanya bisa pada malam hari karena kepadatan kegiatan
beliau, namun ku jalani saja semua itu, sampai pada tiba waktu perlombaan, di
pundakku dan 9 temanku yang lain nama sekolah di pikulkan di pundak kami.
Singkat cerita, perlombaan selesai dan akua harus melewatinya
dengan sangat berat, karena aku dikalhkan oleh rasa nervesku dan pada
akhirnya pengumuman pemenang tiba, akan tetapi sayang beribu sayang aku gagal
mendapat juara III apalagi juara I, akan tetapi respon kepala sekolah dan dewan
guru sangat baik pada kami, mereka terus memotifasiku dan beberapa temanku yang
juga gagal, namun guru kami sangat bijaksana, setelah mengetahui kondisi kami
yang lagi bersedih, mereka mendaftarkan kami untuk mengikuti MTQ (musabaqoh
tilawatil quran), namun bukan sebagai peserta yang akan ikut bertandig,
melainkan menjadi penari-penari imut
yang akan mendampingi artis musisi islami yang lagi booming saat itu,
yaitu haddad alwi dan sulis,kami dipilh dan dipersiapkan tampil dipembukaan MTQ
di kutai timur saat itu, menjadi sebuah kebanggan bagi kami yang bisa masuk dalam
kelompok itu, lagi-lagi hal itu sangat mengesankan bagiku karena kami harus
berkombinasi dengan sekolah lain, tentunya porsi latihan yang kudapatkan sangat
banyak jika dibandingkan dengan porsi latihanku ketika mengikuti lomba-lomba
kemarin. Dan pada akhirnya kami sukses pada acara tersebut, kami tampil dengan sangat penuh semangat, dan kemudian cerita itu kujadikan salah satu potongan cerita hidupku
yang berkesan.
Baiklah, mungkin ini sekilas tentang aku. . . .???
trus kenapa sudah/?
BalasHapus