Dua belas Rabiul Awal adalah
tanggal kelahiran Nabi besar kita, Nabi agung Muhammad SAW. Kebanyakan kita,
khusunya di Indonesia banyak menyelenggarakan perayaan hari kelahiran nabi ini
yang biasa disebut, Maulid Nabi.
Sebagai seorang muslim
tentunya Nabi merupakan suritauladan, contoh panutan dalam mengarungi roda
kehidupan ini. Satu-satunya cara yang baik untuk mencontoh kepada Nabi adalah
dengan menjalankan sunnah dan syriat yang telah beliau tetapkan.
Indonesia adalah
merupakan Negara yang terkenal dengan populasi masyarakat mayoritas muslim
terbesar didunia, akan tetapi masalah syariat di indonesi masih sangat jauh
dari harapan. Olehnya tidak salah moment seperti ini penting untuk di
selenggarakan, tentunya dengan tujuan untuk mengabil sepirit Rosulullah dan
para sahabat, dalam menjalankan islam dalam kehidupan ini.
Mauled nabi oleh
beberapa golongan merupakan sebuah penyelenggaan yang tidak ada anjuran dari
nabi, dan itu merupakan sebuah kesalahan. Oke, mungkin bener nabi dan para
sahabt tidak menganjurkan dan mencontohkan tentang hal tersebut, akan tetapi
jika kita menilik makna serta manfaat yang ada dari Mauled Nabi ini maka, tidak
salah jika kita menyelenggakannya.
Jika kita melihat polemic
negri ini, yang mana tidak sepatutnya bangsa ini hanya sibuk dengan membahas
perilaku pemimpin, para pejabat, dan sebagainya. Sebagian masyarakat kita ini
cendrung mengabaikan nilai-nilai tauhid, serta meninggalkanperintah-perintah
agama. Dan juga kemudian kita lupa memprsiakan generasi masa depan yang tetunya
merupakan pelanjut estafet perjuangan kita.
UUD 1945 menjabarkan
bahwa bangas ini berkewajiban mencerdaskan bangasa. Mencerdasakn berbasis
ketuhanan yang maha esa (tauhid). Sebab sejatinya negri ini tidak
kekuranganyang namanya orang pandai yang berbasis di bidang sains, dan teknologi,
informasi. Akan tetapi, negri kita inisedang kerisiorang cerdas, yaitu orang
yang menjadikan dunia ini sebagai lading amal untuk mencapai kebahagian dunia
dan akhirat kelak. Itulah mengapa hari ini, di negri tercinta ini, sebagian
ahli hukum malah melanggar hukum, wakil rakyat yang harusnya menjadi panutan
masyrakat, justru menjadi penghianat ummat.
Rosulullah pernah
bersabda ‘’orang yang cerdas adalah orang yang mampu menahan kehendak hawa
nafsunya, dan berbuat untuk hidu[ setelah mati. (akhirat).’’ (HR. Turmudzi). Kareteria
kecerdasan ala Nabi ini adalah mutlak menjadi tujuan utama pada pendidikan
generasi bangsa, kemudian barulah menusul kecerdasan-kecerdasan yang lain. Karena
hal itulah yag menjadilan Luqman al-Hakim diabadikan namana dalam Al-quran.
Allah memaparkan, ‘’dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata pada anaknya, diwaktu dia member pelajaran
kepada dia : ‘hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah merupakan kedzaliman yang besar.
Hai anakku dirikan lah
sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari
perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya
yang dmikian adalah hal-hal yang diwajibkan allah. (QS. Luqman : 13 dan !7)
Pendidikan tauhid yang
dilakukan Luqman al hakaimadalah mengisnpirasi para sahabat nabi, untuk
melakukan hal serupa,tengok Abu bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali
bin Abi Thalib RA, sama sama memberikan bekal pendidikan tauhid kepada
anak-anak mereka, kepada seluruh putra-putri mereka. Umar bin Khattab misalnya,
menjelang ajalnya ia berpesan kepada putranya Abdullah, ‘’wahai anakku saying,
laksanaknlah perilaku-perilaku iman!.’’
Abdullah sang anak
bertanya, ‘’apakah perilaku-perilaku iman itu wahai ayah trcinta ?’’ umar
menjawab, ‘’berpuasalah, di hari-hari yang sangat berat di musim panas,
membunuh musuh-musuh islam dengan pedang, sabar menghadapi musibah,
menyempurnakan wudhu di hari yang bercuaca dingin, menegrakan sholat di hari
yang mendung, dan meninggalkan ‘’lumpur maut’’. Sang anak bertanya, apa itu
lumpur maut wahai ayah ?. umar menjawab ‘’minum khamar (mabuk-mabukan).’’
Seperi jamak diketahui
dan dipahami bahwa generasi muda negri ini , sebagian besar dari mereka masih
jauh dengan perilaku-perilaku keimanan, bahkan mereka masih asing dengan ajaran
agama mereka, sebaliknya mereka justru akrab dengan kahmar, narkoba, narkoba,
pergaulan bebas, dan budaya kaptalis.
Salah satu solusi dari
belenggu masalah ini adalah dengan menyegarkan kembali sepirit perjuang nabi
dan para sahabat serta salafussus soleh melalui momentum Maulid Nabi Muhammad SAW
ini.
Oleh karena itu,
marilah kita merapatkan barisan untuk mendidik generasi bangsa dengan
pendidikan tauhid, karena hanya dengan pendidikan tauhidlah yang akan
menghantarkan negri ini bebeas dari cengkraman koruptor, terplihara dari
kerusakan alam, juga terhindar dari kehanccuran moral bangsa yang mebinasakan,
Wallahua’lam…
Surabaya 23 January
2013
0 komentar:
Posting Komentar