BAB I
PENDAHULUAN
Dakwah
merupakan perintah allah yang diperintahkan kepada siapa saja yang mamapu
melaksanakannya. Sebab perintah dakwah tidak hanya dibebankan kepada para nabi,
melainkan kepada seluruh ummat yang mengakau muslim, seperti firman allah yang
artinya ‘’Dan nasihat menasiahatilah kamu dalam kebaikan dan taqwa dan janganlah
nasiahat-menasihati dalam dosa dan keburukan’’.
Pentingnya
dakwah menjadikan adanya titik balik munculnya bahaya meninggalakan, dakwah.
oleh sebagian ummat islam dianggap remeh, dengan tidak adanya mereka mengambil
peranan dalam dakawah islam. Padahal allah sangat jelas akan memberikan
berbagai macam azab bagi siapa yang meninggalkan dakwah. Oleh karenanya kami
merasa perlu untuk mengkaji dan mencoba untuk menjelasakn bahaya meninggalakan dakwah. Dengan satu
tujuan yakni menyadarkan ummat atas kekhilafannya selama ini. Agar kemudian
menjadiakn mereka kembali untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada
kemungkaran.
Dalam
menjelasakan bahaya meniggalkan dakwah ini kami memakai stukrtur penyusunan
sebagi berikut : kami memulai dengan pendahuluan, kemudian pembahasan, yang
didalamnya terdapat hadist yang menguakan bahwa bahayanya meninggalkan dakwah
itu, yang juga dikuatkan oleh takrij hadis, jalur hadist, kemudian penjelasan
hadist, yang kemudian didukung dengan adanya ayat pendukung hadist, dan
diakhiri dengan penutup dan kesimpulan dari semua penjelasan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hadist tentang bahaya meninggalkan
dakwah
حَدَّثَنَا
أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ حَدَّثَنِي عُرْوَةُ
بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ زَيْنَبَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ حَدَّثَتْهُ أَنَّ أُمَّ
حَبِيب
بِنْتَ
أَبِي سُفْيَانَ حَدَّثَتْهَا عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَيْهَا فَزِعًا يَقُولُ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدْ اقْتَرَبَ فُتِحَ
الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمأْجُوجَ مِثْلُ هَذَا وَحَلَّقَ بِإِصْبَعِهِ
وَبِالَّتِي تَلِيهَا فَقَالَتْ زَيْنَبُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَهْلِكُ
وَفِينَا الصَّالِحُونَ قَالَ نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ
Artinya :
’’Telah bercerita kepada kami Abu Al
Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhriy berkata, telah
bercerita kepadaku 'Urwah bin Az Zubair bahwa Zainab binti Usamah bercerita
keadanya bahwa Ummu Habibah binti Abu Sufyan bercerita kepadanya dari Zainab
binti Jahsy bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masuk menemuinya dengan
gemetar lalu bersabda: "Laa ilaaha illallah, celakalah bangsa Arab karena
keburukan yang semakin dekat, hari ini telah dibuka benteng Ya'juj dan
ma'juj". Beliau memberi isyarat dengan mendekatkan telunjuknya dengan jari
sebelahnya. Zainab binti Jahsy berkata, Aku bertanya; "Wahai Rasulullah,
apakah kita akan binasa sedangkan di tengah-tengah kita banyak orang-orang yang
shalih?". Beliau menjawab: "Benar, jika keburukan telah
mewabah".[1]
B.
Takhrij hadist
Ø Sumber : Bukhari
Kitab : Perilaku budi pekerti yang terpuji
Bab : Tanda kenabian dalam Islam
No. Hadist : 3331[2]
Kitab : Perilaku budi pekerti yang terpuji
Bab : Tanda kenabian dalam Islam
No. Hadist : 3331[2]
C. Skema jalur Sanad hadist
Al Hakam bin
Nafi’[4]
D. Penelitian tentang sanad
- Nama Lengkap : Al Hakam bin Nafi'
- Kalangan : Tabi'ul Atba' kalangan tua
- Kuniyah : Abu Al Yaman
- Negeri semasa hidup : Syam
- Wafat : 222 H[5]
ULAMA
|
KOMENTAR
|
Yahya bin Ma'in
|
Tsiqah
|
Abu Hatim Ar Rozy
|
Tsiqah Shaduuq
|
Al 'Ajli
|
la ba`sa bih
|
Ibnu Hibban
|
disebutkan dalam 'ats tsiqaat
|
- Nama Lengkap : Syu'aib bin Abi Hamzah Dinar
- Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan tua
- Kuniyah : Abu Bisyir
- Negeri semasa hidup : Syam
- Wafat : 162 H
ULAMA
|
KOMENTAR
|
Ahmad bin Hambal
|
tsabat shalih
|
Yahya bin Ma'in
|
Tsiqah
|
Ya'kub bin Syaibah
|
Tsiqah
|
Al 'Ajli
|
Tsiqah
|
Abu Hatim
|
Tsiqah
|
An Nasa'i
|
Tsiqah
|
Ibnu Hibban
|
disebutkan dalam 'ats tsiqaat
|
Ibnu Hajar Al Atsqalani
|
tsiqah ahli ibadah
|
Adz Dzahabi
|
Hafizh
|
- Nama Lengkap : Muhammad bin Muslim bin 'Ubaidillah bin 'Abdullah bin Syihab
- Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan pertengahan
- Kuniyah : Abu Bakar
- Negeri semasa hidup : Madinah
- Wafat : 124 H
ULAMA
|
KOMENTAR
|
Ibnu Hajar al 'Asqalani
|
faqih hafidz mutqin
|
Adz Dzahabi
|
seorang tokoh
|
- Nama Lengkap : Urwah bin Az Zubair bin Al 'Awwam bin Khuwailid bin Asad bin 'Abdul 'Izzi bin Qu
- Kalangan : Tabi'in kalangan pertengahan
- Kuniyah : Abu 'Abdullah
- Negeri semasa hidup : Madinah
- Wafat : 93 H
ULAMA
|
KOMENTAR
|
Al 'Ajli
|
Tsiqah
|
Ibnu Hajar
|
Tsiqah
|
Ibnu Hibban
|
disebutkan dalam 'Ats Tsiqat'
|
- Nama Lengkap : Zainab binti Abi Salamah bin 'Abdul Aswad
- Kalangan : Shahabiyah
- Kuniyah :
- Negeri semasa hidup : Madinah
- Wafat : 73 H
ULAMA
|
KOMENTAR
|
Shahabiyah
|
- Nama Lengkap : Ramlah binti Abi Sufyan Shakhr bin Harb bin Umayah
- Kalangan : Shahabiyah
- Kuniyah : Ummu Habibah
- Negeri semasa hidup : Madinah
- Wafat : 49 H
ULAMA
|
KOMENTAR
|
Shahabiyah
|
- Nama lengkap : Zainab binti Jahsy
- Kalangan : Shahabiyah
- Kuniyah :
- Negeri semasa hidup : Madinah
- Wafat : 20 H
ULAMA
|
KOMENTAR
|
Shohabiyah
|
Sehingga dari data di atas, penulis
dapat menyimpulkan bahwa hadist ini merupakan hadist sahoih, karena dilihat
dari segi sanadnya yang mana mereka, menurut para peneliti hadist bahwa
sebagian dari mereka tsiqah, hafidz, dll.
E. Hadist pendukung yang
setema
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلَاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا فَكَانَ الَّذِينَ فِي أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنْ الْمَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيبِنَا خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيعًا وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيعًا
Artinya
;
‘’Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Zakariyya' berkata, aku mendengar 'Amir berkata, aku mendengar An-Nu'man bin Basyir radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perumpamaan orang yang menegakkan hukum Allah dan orang yang diam terhadapnya seperti sekelompok orang yang berlayar dengan sebuah kapal lalu sebagian dari mereka ada yang mendapat tempat di atas dan sebagian lagi di bagian bawah perahu. Lalu orang yang berada di bawah perahu bila mereka mencari air untuk minum mereka harus melewati orang-orang yang berada di bagian atas seraya berkata; "Seandainya boleh kami lubangi saja perahu ini untuk mendapatkan bagian kami sehingga kami tidak mengganggu orang yang berada di atas kami". Bila orang yang berada di atas membiarkan saja apa yang diinginkan orang-orang yang di bawah itu maka mereka akan binasa semuanya. Namun bila mereka mencegah dengan tangan mereka maka mereka akan selamat semuanya".[6]
F. Ayat Al-Quran Pendukung
(#qà)¨?$#ur ZpuZ÷FÏù
w
¨ûtùÅÁè? tûïÏ%©!$# (#qßJn=sß öNä3YÏB Zp¢¹!%s{
( (#þqßJn=÷æ$#ur
cr&
©!$#
ßÏx© É>$s)Ïèø9$#
Artinya
:
‘’Dan
peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang
zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya.’’
(Al-Anfal:25)[7]
G.
Kandungan hadist tentang Bahaya
meninggalkan dakwah
Sebagaimana
telah disebutkan oleh Ummul Mukminîn Zainab binti Jahsy radhiallahu'anha bahwa
Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam pernah mendatanginya dalam keadaan
terkejut,seraya berkata: “Lâ ilâha illallâh! Celakalah bangsa Arab, karena
kejelekan yang telah mendekat, hari ini telah dibuka tembok Ya’jûj dan Makjûj
seperti ini – beliau melingkarkan ibu jari dengan jari telunjuknya.
Kemudian zainab berkata :
“Apakah kita akan binasa wahai Rasullullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam, padahal di sekitar kita ada orang-orang shalih?."Beliau menjawab: “Ya, jika kemungkaran itu sudah merajalela.”
“Apakah kita akan binasa wahai Rasullullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam, padahal di sekitar kita ada orang-orang shalih?."Beliau menjawab: “Ya, jika kemungkaran itu sudah merajalela.”
Adapun diantara beberapa bahaya meninggalakan
dakwah:
a.
Timbul kerusakan-kerusakan di muka bumi
Sebagaimana melaksanakan amar ma’ruf nahi
munkar mengandung banyak kemaslahatan bagi umat manusia di dunia maupun di
akhirat, maka begitu pula sebaliknya, meninggalkan amalan yang agung ini akan
menimbulkan berbagai kerusakan yang dapat menghilangkan ketentraman dan
kedamaian dalam kehidupan. Dan ini merupakan salah satu tanda akan besarnya
kasih-sayang Allah Ta’ala kepada para hamba-Nya, lantaran Dia Ta’ala senantiasa
memperingatkan mereka dari hal-hal yang membahayakan agama, dunia dan terlebih
akherat mereka. Di antara kerusakan tersebut adalah:
ü
Maksiat merajalela, karena para pelaku maksiat
dan dosa semakin bernyali untuk melakukan perbuatan nistanya.
ü
Hilangnya ilmu dan tersebarnya kebodohan,
karena jarangnya ahli agama yang menyebarkan ilmu dan menegakkan amar ma’ruf
nahi munkar.
ü
Sikap diam orang-orang yang mampu menegakkan
amar ma’ruf nahi munkar akan membuat perbuatan tersebut menjadi baik dan indah
di mata khalayak ramai, kemudian mereka pun akan menjadi pengikut para pelaku
maksiat, dan hal ini adalah termasuk musibah dan bencana yang paling besar. [8]
b.
Mendapat laknat dan kemarahan dari ALLAH
‘Azza wa Jalla.
Rasulullah saw bersabda, “Demi Dzat
yang diriku berada di tangan-Nya. Hendaklah kalian benar-benar melaksanakan
amar ma’ruf nahi munkar. Dan Hendaklah kalian benar-benar mengambil tangan
orang yang bodoh dan membawanya kepada kebenaran atau ALLAH benar-benar akan
memukul hati sebagian kalian dengan sebagian lainnya, kemudian
melaknat kalian sebagaimana ALLAH melaknat mereka.” [9]
c.
Mendapat adzab dari ALLAH ‘azza wa jalla
Azab allah akan ditimpakan kepada manusia
karena beberapa factor di antarnya:
ü
Adanya kemungkaran yang merajalela
Sebagaimana
telah disebutkan oleh Ummul Mukminîn Zainab binti Jahsy radhiallahu'anha bahwa
Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam pernah mendatanginya dalam keadaan
terkejut,seraya berkata: “Lâ ilâha illallâh! Celakalah bangsa Arab, karena
kejelekan yang telah mendekat, hari ini telah dibuka tembok Ya’jûj dan Makjûj
seperti ini – beliau melingkarkan ibu jari dengan jari telunjuknya.
Kemudian
zainab berkata :
“Apakah kita akan binasa wahai Rasullullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam, padahal di sekitar kita ada orang-orang shalih?."Beliau menjawab: “Ya, jika kemungkaran itu sudah merajalela.” Ali bin Abi Thâlib radhiallahu'anhu berkata:
“Apakah kita akan binasa wahai Rasullullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam, padahal di sekitar kita ada orang-orang shalih?."Beliau menjawab: “Ya, jika kemungkaran itu sudah merajalela.” Ali bin Abi Thâlib radhiallahu'anhu berkata:
مَا نَزَلَ بَلاَءٌ
إِلاَّ بِذَنْبٍِ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ
‘’Tidaklah musibah itu menimpa, kecuali
disebabkan dosa, dan musibah itu tidak akan diangkat kecuali dengan taubat.’’
ü
Meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar
Sebagaimana
telah disebutkan dalam hadits an-Nu’mân bin Basyîr radhiallahu'anhu bahwa
Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam berkata: “Perumpamaan orang yang menjaga
larangan-larangan Allah dan orang yang terjatuh di dalamnya adalah seperti
suatu kaum yang sedang mengundi untuk mendapatkan tempat mereka masing-masing
di dalam kapal. Sebagian mendapat tempat di bagian atas kapal dan sebagian
lainnya mendapat di bagian bawah. Orang-orang yang berada di bawah jika ingin mendapatkan
air minum mereka melewati orang-orang yang ada di atas. Mereka (yang ada di bawah) berkata: “Andaikata kita
melubangi perahu ini untuk mendapatkan air minum, maka kita tidak akan
mengganggu mereka yang ada di atas”. Jika orang-orang yang ada di atas
membiarkan perbuatan dan keinginan orang-orang yang ada di bawah (yaitu
melubangi kapal), maka mereka semua akan tenggelam. (HR al-Bukhâri dan
at-Tirmidzi)
Dalam
mengomentari hadits di atas, Syaikh Muhammad bin `Abdurrahmân al-Mubârakfûri
rahimahullah berkata: “Dan memang seperti itu maknanya, jika manusia melarang
orang yang berbuat maksiat, maka mereka semua akan selamat dari adzab Allah
Ta’ala, dan sebaliknya, jika mereka membiarkan kemaksiatan, maka mereka semua
akan ditimpa adzab dan akan binasa, dan ini adalah makna ayat (di atas).
Imam
al-Qurtubi rahimahullah juga berkata: “Dalam hadits ini terdapat pelajaran yang
bisa dipetik, (di antaranya), datangnya adzab tersebut dikarenakan dosa yang
dilakukan oleh kebanyakan orang, dan juga disebabkan oleh tidak adanya amar
ma’ruf nahi mungkar (di tengah mereka). Seperti itu pula yang telah disebutkan
dalam hadits Abu Bakr radhiallahu'anhu. Beliau berkata: “Sungguh, kami
pernah mendengar Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Sesungguhnya
jika manusia melihat seseorang melakukan kezhaliman, kemudian mereka tidak
mencegah orang itu, maka Allah akan meratakan adzab kepada mereka semua.
(HR Abu Dâwud, at-Tirmidzi dan dishahîhkan oleh al-Albâni).
Ayat dan beberapa hadits di atas menunjukkan
betapa pentingnya peran amar ma’ruf nahi mungkar dalam kehidupan manusia di
alam semesta ini, karena dengan ditegakkannya hal itu, kesyirikan, kezhaliman
dan kemaksiatan akan berkurang, kebaikan akan menyebar serta dengan izin Allah
Ta’ala akan terhindar dari adzab Allah Ta’ala di dunia ini.
Dalam hadist yang lain juga disebutkan :
Dari sahabat Abu Bakar ra, beliau berkata:
sesungguhnya kami pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya
jika manusia melihat seseorang melakukan kedzaliman, kemudian mereka tidak mencegah
orang itu, maka ALLAH akan meratakan adzab kepada mereka semua. (Shahih.
HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
d.
Tidak dikabulkan doa (permintaan) seorang hamba
Rasulullah bersabda,”Demi Dzat
yang diriku di tangan-Nya, hendaknya kalian betul-betul melaksanakan
amar ma’ruf nahi munkar atau (jika kalian tidak melaksanakan hal itu, maka
sungguh ALLAH akan mengirimkan kepada kalian siksa-Nya kemudian kalian berdo’a
kepada-Nya akan tetapi ALLAH tidak mengabulkan do’a kalian.” (Shahih.
HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Dan masih banyak lagi bahaya yang ditimbulkan
jika kita meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar. Wahai saudaraku, apakah itu
belum cukup mengobarkan semangat kita untuk berdakwah?, Apakah itu belum cukup
menggerakkan hati dan tubuh kita untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar?[10]
Pada ayat pendukung yang kami cantumkan di atas
dijelaskan oleh Syaikh Abu Bakr Jâbir al-Jazâiri hafizhahullâh mengatakan,
“Ayat ini sebagai peringatan lain yang amat besar bagi kaum Mukminin, agar
mereka tidak meninggalkan ketaatan kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, serta
tidak meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar (menyeru manusia kepada kebaikan dan
mengajak mereka untuk menjauhi kemungkaran). Sebab, jika mereka
meninggalkannya, maka kemungkaran akan menyebar dan kerusakan akan meluas. Bila
kondisi sudah demikian, maka adzab pun akan diturunkan kepada seluruh komponen
masyarakat, baik yang shaleh maupun yang thâlih, yang berbuat kebajikan maupun
yang berbuat kejelekan, baik yang adil maupun yang zhalim. Dan jika Allah
Ta’ala menurunkan siksa, maka siksa-Nya sangat pedih, tidak seorang pun yang
kuat menahan siksa tersebut. Untuk itu, hendaknya kaum Mukminin menjauhinya
dengan cara melaksanakan ketaatan kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.
Pada
surah al-a’raf : 165, yang artinya :
“Maka tatkala mereka melupakan apa yang
diperingatkan kepada mereka kami menyelamatkan orang-orang yang mencegah
perbuatan jahat dan kami timpakan kepada orang yang berbuat dzalim siksaan yang
keras disebabkan mereka selalu berbuat fasik”. (Qs: Al-a’rof :165)
Mengomentari ayat ini Syaikh as-Sa’di
rahimahullah berkata :
“Ini adalah sunnatullah (hukum Allah
Ta’ala) bagi para hamba-Nya, bahwa orang-orang yang memerintahkan kepada
yang ma’ruf dan mencegah dari yang kemungkaran akan selamat ketika musibah
menimpa. ”[11]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dakwah merupakan
anjuran yang dianjurkan oleh allah SWT. Sebagaimana telah dijelaskan di atas,
bagaimana balasan atau akibat meninggalkan dakwah. Allah juga berfirman dalam
al-quran surah al-maidah :2
(#qçRur$yès?ur
n?tã ÎhÉ9ø9$# 3uqø)G9$#ur ( wur (#qçRur$yès?
n?tã ÉOøOM}$#
Èbºurôãèø9$#ur 4 (#qà)¨?$#ur
©!$#
( ¨bÎ)
©!$#
ßÏx© É>$s)Ïèø9$#
Artinya :
‘’ Dan tolong-menolonglah kalian dalam melaksanakan
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan”. (Qs
al-Mâidah/5:2) [12]
Yang kemudian kami mengambil
kesimpulan bahwa, Kemungkaran, baik kesyirikan, kedzaliman maupun
kemaksiatan dapat menyebabkan hilangnya kenikmatan dan mendatangkan kehancuran.
Itulah mengapa Pentingnya Amar ma’ruf nahi mungkar (dakwah), Di antara hikmah
amar ma’ruf nahi mungkar adalah terhindar dari siksa Allah Ta’ala dan
menyebarnya kebaikan serta berkurangnya kemungkaran. Menjauhi tempat-tempat
kemungkaran dan pelakunya, agar selamat dari adzab Allah Ta’ala, maka ketahuilah
bahwa Siksa Allah Ta’ala amat pedih, tak seorang mampu menolaknya dan kuat
menahannya.
B. Penutup
Kami ucapkan segala
puji bagi allah yang telah memberikan karunia yang amat banyak kepada kami,
terutama karunia ilmu pengetahuan, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
ini. Dan juga kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pengumpulan data, pengolahan bahan, sampai pada penyusunan
makalah ini. Dan akhirnya kami berharap, bila ada kesalahan dalam penyusunan
makalah ini kami sangat berterima kasih atas saran dan masukannya, dan kami
berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagai kita semua, amin.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Al-hidayah
al-Qur’an, penerbit kalim, 2010.
2.
Ilahi
Wahyu, sejarah Komunikasi Dakwah,. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2010.
3.
Abul
Fida Al Imam Ismail Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir, sinar
baru algensindo : bandung. Cetakan kedua : 2007.
4.
bukhuri Imam (abu Abdullah Muhammad bin
ismail bin Ibrahim bin mughirah bin bardizbah al-bukhori), sahih bukhori,
dinukil dari lidwa pustaka software.
5.
kholis
Nur bin kurdian, bahaya meninggalkan dakwah, artikel, 17 February 2011.
[1] Imam bukhuri (abu Abdullah Muhammad bin ismail bin Ibrahim bin mughirah
bin bardizbah al-bukhori), sahih bukhori, no 3331, diunduh dari ensiklopedi
kitab hadist Sembilan imam, lidwa pustaka software.
[2] sofeware insklopedi
kitab hadist Sembilan imam versi I, Jakarta, lidwa pustaka pada tanggal, 21
april 2012.
[3] sofeware insklopedi
kitab hadist Sembilan imam versi I, Jakarta, lidwa pustaka pada tanggal, 21
april 2012.
[4]sofeware insklopedi
kitab hadist Sembilan imam versi I, Jakarta, lidwa pustaka pada tanggal, 21
april 2012.
[5] sofeware insklopedi
kitab hadist Sembilan imam versi I, Jakarta, lidwa pustaka pada tanggal, 21
april 2012.
[6]Imam Bukhori, sahih
bukhori, diunduh dari software insiklopedi kitab hadist Sembilan imam versi
I, Jakarta, lidwa pustaka pada hari sabtu, 21 april 2012.
[7] Al hidayah Al
quran dan terjemah, (banten : penerbit kalim, 2010).
[8] Nur Kholis Bin
Kurdian, meninggalkan amar ma’ruf
nahi munkar sebab datangnya azab, artikel. Diunduh pada tanggal 25 april
2012.
[9] Al Imam Abul
Fida Ismail Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir jilid 3hal 161.
Dinukil dari www. Bahaya meninggalkan dakwah.com.
[10] Nur Kholis Bin
Kurdian . Bahaya meninggalkan dakwah, artikel.
[11] Taisîrul Karîm
ar-Rahmân hlm. 307, dinukil dari www. Bahaya meninggalakn dakwah.com.
[12] Al hidayah al
quran,( banten : penerbit kalim, 2010).
0 komentar:
Posting Komentar