Rabu, 23 Januari 2013

Hadist dakwah makalah | maerelamien




BAB I
PENDAHULUAN

Dakwah merupakan perintah allah yang diperintahkan kepada siapa saja yang mamapu melaksanakannya. Sebab perintah dakwah tidak hanya dibebankan kepada para nabi, melainkan kepada seluruh ummat yang mengakau muslim, seperti firman allah yang artinya ‘’Dan nasihat menasiahatilah kamu dalam kebaikan dan taqwa dan janganlah nasiahat-menasihati dalam dosa dan keburukan’’.
Pentingnya dakwah menjadikan adanya titik balik munculnya bahaya meninggalakan, dakwah. oleh sebagian ummat islam dianggap remeh, dengan tidak adanya mereka mengambil peranan dalam dakawah islam. Padahal allah sangat jelas akan memberikan berbagai macam azab bagi siapa yang meninggalkan dakwah. Oleh karenanya kami merasa perlu untuk mengkaji dan mencoba untuk menjelasakn  bahaya meninggalakan dakwah. Dengan satu tujuan yakni menyadarkan ummat atas kekhilafannya selama ini. Agar kemudian menjadiakn mereka kembali untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran.
Dalam menjelasakan bahaya meniggalkan dakwah ini kami memakai stukrtur penyusunan sebagi berikut : kami memulai dengan pendahuluan, kemudian pembahasan, yang didalamnya terdapat hadist yang menguakan bahwa bahayanya meninggalkan dakwah itu, yang juga dikuatkan oleh takrij hadis, jalur hadist, kemudian penjelasan hadist, yang kemudian didukung dengan adanya ayat pendukung hadist, dan diakhiri dengan penutup dan kesimpulan dari semua penjelasan tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hadist tentang bahaya meninggalkan dakwah

حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ حَدَّثَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ زَيْنَبَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ حَدَّثَتْهُ أَنَّ أُمَّ حَبِيب
بِنْتَ أَبِي سُفْيَانَ حَدَّثَتْهَا عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَيْهَا فَزِعًا يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدْ اقْتَرَبَ فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمأْجُوجَ مِثْلُ هَذَا وَحَلَّقَ بِإِصْبَعِهِ وَبِالَّتِي تَلِيهَا فَقَالَتْ زَيْنَبُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ قَالَ نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ

Artinya :
’’Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhriy berkata, telah bercerita kepadaku 'Urwah bin Az Zubair bahwa Zainab binti Usamah bercerita keadanya bahwa Ummu Habibah binti Abu Sufyan bercerita kepadanya dari Zainab binti Jahsy bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masuk menemuinya dengan gemetar lalu bersabda: "Laa ilaaha illallah, celakalah bangsa Arab karena keburukan yang semakin dekat, hari ini telah dibuka benteng Ya'juj dan ma'juj". Beliau memberi isyarat dengan mendekatkan telunjuknya dengan jari sebelahnya. Zainab binti Jahsy berkata, Aku bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah kita akan binasa sedangkan di tengah-tengah kita banyak orang-orang yang shalih?". Beliau menjawab: "Benar, jika keburukan telah mewabah".[1]


B.     Takhrij hadist

Ø Sumber : Bukhari
Kitab : Perilaku budi pekerti yang terpuji
Bab : Tanda kenabian dalam Islam
No. Hadist : 3331[2]
Ø Hadis ini juga terdapat pada kitab bukhori dengan no 3097.[3]

C.     Skema jalur Sanad hadist


Urutan Sanad
Urutan Sanad
Urutan Sanad
Urutan Sanad
Urutan Sanad
Urutan Sanad
Al Hakam bin Nafi’[4]


D.    Penelitian tentang sanad
  • Nama Lengkap : Al Hakam bin Nafi'
  • Kalangan : Tabi'ul Atba' kalangan tua
  • Kuniyah : Abu Al Yaman
  • Negeri semasa hidup : Syam
  • Wafat : 222 H[5]
ULAMA
KOMENTAR
Yahya bin Ma'in
Tsiqah
Abu Hatim Ar Rozy
Tsiqah Shaduuq
Al 'Ajli
la ba`sa bih
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat

  • Nama Lengkap : Syu'aib bin Abi Hamzah Dinar
  • Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan tua
  • Kuniyah : Abu Bisyir
  • Negeri semasa hidup : Syam
  • Wafat : 162 H
ULAMA
KOMENTAR
Ahmad bin Hambal
tsabat shalih
Yahya bin Ma'in
Tsiqah
Ya'kub bin Syaibah
Tsiqah
Al 'Ajli
Tsiqah
Abu Hatim
Tsiqah
An Nasa'i
Tsiqah
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ibnu Hajar Al Atsqalani
tsiqah ahli ibadah
Adz Dzahabi
Hafizh

  • Nama Lengkap : Muhammad bin Muslim bin 'Ubaidillah bin 'Abdullah bin Syihab
  • Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan pertengahan
  • Kuniyah : Abu Bakar
  • Negeri semasa hidup : Madinah
  • Wafat : 124 H
ULAMA
KOMENTAR
Ibnu Hajar al 'Asqalani
faqih hafidz mutqin
Adz Dzahabi
seorang tokoh

  • Nama Lengkap : Urwah bin Az Zubair bin Al 'Awwam bin Khuwailid bin Asad bin 'Abdul 'Izzi bin Qu
  • Kalangan : Tabi'in kalangan pertengahan
  • Kuniyah : Abu 'Abdullah
  • Negeri semasa hidup : Madinah
  • Wafat : 93 H
ULAMA
KOMENTAR
Al 'Ajli
Tsiqah
Ibnu Hajar
Tsiqah
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'Ats Tsiqat'

  • Nama Lengkap : Zainab binti Abi Salamah bin 'Abdul Aswad
  • Kalangan : Shahabiyah
  • Kuniyah :
  • Negeri semasa hidup : Madinah
  • Wafat : 73 H
ULAMA
KOMENTAR
Shahabiyah

  • Nama Lengkap : Ramlah binti Abi Sufyan Shakhr bin Harb bin Umayah
  • Kalangan : Shahabiyah
  • Kuniyah : Ummu Habibah
  • Negeri semasa hidup : Madinah
  • Wafat : 49 H
ULAMA
KOMENTAR
Shahabiyah

  • Nama lengkap : Zainab binti Jahsy
  • Kalangan : Shahabiyah
  • Kuniyah :
  • Negeri semasa hidup : Madinah
  • Wafat : 20 H
ULAMA
KOMENTAR
Shohabiyah


Sehingga dari data di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hadist ini merupakan hadist sahoih, karena dilihat dari segi sanadnya yang mana mereka, menurut para peneliti hadist bahwa sebagian dari mereka tsiqah, hafidz, dll.

E.     Hadist pendukung yang setema

 
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلَاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا فَكَانَ الَّذِينَ فِي أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنْ الْمَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيبِنَا خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيعًا وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيعًا
Artinya ;
               ‘’Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Zakariyya' berkata, aku mendengar 'Amir berkata, aku mendengar An-Nu'man bin Basyir radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perumpamaan orang yang menegakkan hukum Allah dan orang yang diam terhadapnya seperti sekelompok orang yang berlayar dengan sebuah kapal lalu sebagian dari mereka ada yang mendapat tempat di atas dan sebagian lagi di bagian bawah perahu. Lalu orang yang berada di bawah perahu bila mereka mencari air untuk minum mereka harus melewati orang-orang yang berada di bagian atas seraya berkata; "Seandainya boleh kami lubangi saja perahu ini untuk mendapatkan bagian kami sehingga kami tidak mengganggu orang yang berada di atas kami". Bila orang yang berada di atas membiarkan saja apa yang diinginkan orang-orang yang di bawah itu maka mereka akan binasa semuanya. Namun bila mereka mencegah dengan tangan mereka maka mereka akan selamat semuanya".[6]

F.      Ayat Al-Quran Pendukung

(#qà)¨?$#ur ZpuZ÷FÏù žw ¨ûtùÅÁè? tûïÏ%©!$# (#qßJn=sß öNä3YÏB Zp¢¹!%s{ ( (#þqßJn=÷æ$#ur žcr& ©!$# ߃Ïx© É>$s)Ïèø9$#   
Artinya :
‘’Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya.’’ (Al-Anfal:25)[7]

G.    Kandungan hadist tentang Bahaya meninggalkan dakwah

Sebagaimana telah disebutkan oleh Ummul Mukminîn Zainab binti Jahsy radhiallahu'anha bahwa Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam pernah mendatanginya dalam keadaan terkejut,seraya berkata: “Lâ ilâha illallâh! Celakalah bangsa Arab, karena kejelekan yang telah mendekat, hari ini telah dibuka tembok Ya’jûj dan Makjûj seperti ini – beliau melingkarkan ibu jari dengan jari telunjuknya.
Kemudian zainab berkata :
“Apakah kita akan binasa wahai Rasullullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam, padahal di sekitar kita ada orang-orang shalih?."Beliau menjawab: “Ya, jika kemungkaran itu sudah merajalela.” 
Adapun diantara beberapa bahaya meninggalakan dakwah:
a.       Timbul kerusakan-kerusakan di muka bumi
Sebagaimana melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar mengandung banyak kemaslahatan bagi umat manusia di dunia maupun di akhirat, maka begitu pula sebaliknya, meninggalkan amalan yang agung ini akan menimbulkan berbagai kerusakan yang dapat menghilangkan ketentraman dan kedamaian dalam kehidupan. Dan ini merupakan salah satu tanda akan besarnya kasih-sayang Allah Ta’ala kepada para hamba-Nya, lantaran Dia Ta’ala senantiasa memperingatkan mereka dari hal-hal yang membahayakan agama, dunia dan terlebih akherat mereka. Di antara kerusakan tersebut adalah:

ü  Maksiat merajalela, karena para pelaku maksiat dan dosa semakin bernyali untuk melakukan perbuatan nistanya.
ü  Hilangnya ilmu dan tersebarnya kebodohan, karena jarangnya ahli agama yang menyebarkan ilmu dan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
ü  Sikap diam orang-orang yang mampu menegakkan amar ma’ruf nahi munkar akan membuat perbuatan tersebut menjadi baik dan indah di mata khalayak ramai, kemudian mereka pun akan menjadi pengikut para pelaku maksiat, dan hal ini adalah termasuk musibah dan bencana yang paling besar. [8]

b.       Mendapat laknat dan kemarahan dari ALLAH ‘Azza wa Jalla.
Rasulullah saw bersabda, “Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya. Hendaklah kalian benar-benar melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar. Dan Hendaklah kalian benar-benar mengambil tangan orang yang bodoh dan membawanya kepada kebenaran atau ALLAH benar-benar akan memukul hati sebagian kalian dengan sebagian lainnya, kemudian melaknat kalian sebagaimana ALLAH melaknat mereka.” [9]

c.       Mendapat adzab dari ALLAH ‘azza wa jalla
Azab allah akan ditimpakan kepada manusia karena beberapa factor di antarnya:

ü  Adanya kemungkaran yang merajalela
Sebagaimana telah disebutkan oleh Ummul Mukminîn Zainab binti Jahsy radhiallahu'anha bahwa Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam pernah mendatanginya dalam keadaan terkejut,seraya berkata: “Lâ ilâha illallâh! Celakalah bangsa Arab, karena kejelekan yang telah mendekat, hari ini telah dibuka tembok Ya’jûj dan Makjûj seperti ini – beliau melingkarkan ibu jari dengan jari telunjuknya.
Kemudian zainab berkata :
“Apakah kita akan binasa wahai Rasullullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam, padahal di sekitar kita ada orang-orang shalih?."Beliau menjawab: “Ya, jika kemungkaran itu sudah merajalela.” Ali bin Abi Thâlib radhiallahu'anhu berkata: 
 مَا نَزَلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍِ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ 
‘’Tidaklah musibah itu menimpa, kecuali disebabkan dosa, dan musibah itu tidak akan diangkat kecuali dengan taubat.’’

ü  Meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar
Sebagaimana telah disebutkan dalam hadits an-Nu’mân bin Basyîr radhiallahu'anhu  bahwa Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam berkata: “Perumpamaan orang yang menjaga larangan-larangan Allah dan orang yang terjatuh di dalamnya adalah seperti suatu kaum yang sedang mengundi untuk mendapatkan tempat mereka masing-masing di dalam kapal. Sebagian mendapat tempat di bagian atas kapal dan sebagian lainnya mendapat di bagian bawah. Orang-orang yang berada di bawah jika ingin mendapatkan air minum mereka melewati orang-orang yang ada di atas. Mereka (yang  ada di bawah) berkata: “Andaikata kita melubangi perahu ini untuk mendapatkan air minum, maka kita tidak akan mengganggu mereka yang ada di atas”. Jika orang-orang yang ada di atas membiarkan perbuatan dan keinginan orang-orang yang ada di bawah (yaitu melubangi kapal), maka mereka semua akan tenggelam. (HR al-Bukhâri dan at-Tirmidzi)
Dalam mengomentari hadits di atas, Syaikh Muhammad bin `Abdurrahmân al-Mubârakfûri rahimahullah berkata: “Dan memang seperti itu maknanya, jika manusia melarang orang yang berbuat maksiat, maka mereka semua akan selamat dari adzab Allah Ta’ala, dan sebaliknya, jika mereka membiarkan kemaksiatan, maka mereka semua akan ditimpa adzab dan akan binasa, dan ini adalah makna ayat (di atas).
Imam al-Qurtubi rahimahullah juga berkata: “Dalam hadits ini terdapat pelajaran yang bisa dipetik, (di antaranya), datangnya adzab tersebut dikarenakan dosa yang dilakukan oleh kebanyakan orang, dan juga disebabkan oleh tidak adanya amar ma’ruf nahi mungkar (di tengah mereka). Seperti itu pula yang telah disebutkan dalam hadits Abu Bakr radhiallahu'anhu. Beliau berkata: “Sungguh, kami pernah mendengar Rasulullâh Salallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Sesungguhnya jika manusia melihat seseorang melakukan kezhaliman, kemudian mereka tidak mencegah orang itu, maka Allah akan meratakan adzab kepada mereka semua. (HR Abu Dâwud, at-Tirmidzi dan dishahîhkan oleh al-Albâni).
Ayat dan beberapa hadits di atas menunjukkan betapa pentingnya peran amar ma’ruf nahi mungkar dalam kehidupan manusia di alam semesta ini, karena dengan ditegakkannya hal itu, kesyirikan, kezhaliman dan kemaksiatan akan berkurang, kebaikan akan menyebar serta dengan izin Allah Ta’ala akan terhindar dari adzab Allah Ta’ala di dunia ini.
Dalam hadist yang lain juga disebutkan :
Dari sahabat Abu Bakar ra, beliau berkata: sesungguhnya kami pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya jika manusia melihat seseorang melakukan kedzaliman, kemudian mereka tidak mencegah orang itu, maka ALLAH akan meratakan adzab kepada mereka semua. (Shahih. HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

d.      Tidak dikabulkan doa (permintaan) seorang hamba
Rasulullah bersabda,”Demi Dzat yang diriku di tangan-Nya, hendaknya kalian betul-betul melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar atau (jika kalian tidak melaksanakan hal itu, maka sungguh ALLAH akan mengirimkan kepada kalian siksa-Nya kemudian kalian berdo’a kepada-Nya akan tetapi ALLAH tidak mengabulkan do’a kalian.” (Shahih. HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Dan masih banyak lagi bahaya yang ditimbulkan jika kita meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar. Wahai saudaraku, apakah itu belum cukup mengobarkan semangat kita untuk berdakwah?, Apakah itu belum cukup menggerakkan hati dan tubuh kita untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar?[10]
Pada ayat pendukung yang kami cantumkan di atas dijelaskan oleh Syaikh Abu Bakr Jâbir al-Jazâiri hafizhahullâh mengatakan, “Ayat ini sebagai peringatan lain yang amat besar bagi kaum Mukminin, agar mereka tidak meninggalkan ketaatan kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, serta tidak meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar (menyeru manusia kepada kebaikan dan mengajak mereka untuk menjauhi kemungkaran). Sebab, jika mereka meninggalkannya, maka kemungkaran akan menyebar dan kerusakan akan meluas. Bila kondisi sudah demikian, maka adzab pun akan diturunkan kepada seluruh komponen masyarakat, baik yang shaleh maupun yang thâlih, yang berbuat kebajikan maupun yang berbuat kejelekan, baik yang adil maupun yang zhalim. Dan jika Allah Ta’ala menurunkan siksa, maka siksa-Nya sangat pedih, tidak seorang pun yang kuat menahan siksa tersebut. Untuk itu, hendaknya kaum Mukminin menjauhinya dengan cara melaksanakan ketaatan kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.
 Pada surah al-a’raf : 165, yang artinya :
“Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka kami menyelamatkan orang-orang yang mencegah perbuatan jahat dan kami timpakan kepada orang yang berbuat dzalim siksaan yang keras disebabkan mereka selalu berbuat fasik”. (Qs: Al-a’rof :165)
Mengomentari ayat ini Syaikh as-Sa’di rahimahullah berkata :
“Ini adalah sunnatullah (hukum Allah Ta’ala)  bagi para hamba-Nya, bahwa orang-orang yang memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang kemungkaran akan selamat ketika musibah menimpa. ”[11]

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dakwah merupakan anjuran yang dianjurkan oleh allah SWT. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bagaimana balasan atau akibat meninggalkan dakwah. Allah juga berfirman dalam al-quran surah al-maidah :2
 (#qçRur$yès?ur n?tã ÎhŽÉ9ø9$# 3uqø)­G9$#ur ( Ÿwur (#qçRur$yès? n?tã ÉOøOM}$# Èbºurôãèø9$#ur 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ( ¨bÎ) ©!$# ߃Ïx© É>$s)Ïèø9$#
Artinya :
‘’ Dan tolong-menolonglah kalian dalam melaksanakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan”. (Qs al-Mâidah/5:2) [12]
Yang kemudian kami mengambil kesimpulan bahwa, Kemungkaran, baik kesyirikan, kedzaliman maupun kemaksiatan dapat menyebabkan hilangnya kenikmatan dan mendatangkan kehancuran. Itulah mengapa Pentingnya Amar ma’ruf nahi mungkar (dakwah), Di antara hikmah amar ma’ruf nahi mungkar adalah terhindar dari siksa Allah Ta’ala dan menyebarnya kebaikan serta berkurangnya kemungkaran. Menjauhi tempat-tempat kemungkaran dan pelakunya, agar selamat dari adzab Allah Ta’ala, maka ketahuilah bahwa Siksa Allah Ta’ala amat pedih, tak seorang mampu menolaknya dan kuat menahannya.
B.     Penutup
Kami ucapkan segala puji bagi allah yang telah memberikan karunia yang amat banyak kepada kami, terutama karunia ilmu pengetahuan, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Dan juga kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengumpulan data, pengolahan bahan, sampai pada penyusunan makalah ini. Dan akhirnya kami berharap, bila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini kami sangat berterima kasih atas saran dan masukannya, dan kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagai kita semua, amin.
  
DAFTAR PUSTAKA

1.      Al-hidayah al-Qur’an, penerbit kalim, 2010.
2.      Ilahi Wahyu,  sejarah Komunikasi Dakwah,. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2010.
3.      Abul Fida Al Imam Ismail Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir, sinar baru algensindo : bandung. Cetakan kedua : 2007.
4.      bukhuri Imam (abu Abdullah Muhammad bin ismail bin Ibrahim bin mughirah bin bardizbah al-bukhori), sahih bukhori, dinukil dari lidwa pustaka software.
5.      kholis Nur bin kurdian, bahaya meninggalkan dakwah, artikel, 17 February 2011.



[1] Imam bukhuri (abu Abdullah Muhammad bin ismail bin Ibrahim bin mughirah bin bardizbah al-bukhori), sahih bukhori, no 3331, diunduh dari ensiklopedi kitab hadist Sembilan imam, lidwa pustaka software.
[2] sofeware insklopedi kitab hadist Sembilan imam versi I, Jakarta, lidwa pustaka pada tanggal, 21 april 2012.
[3] sofeware insklopedi kitab hadist Sembilan imam versi I, Jakarta, lidwa pustaka pada tanggal, 21 april 2012.
[4]sofeware insklopedi kitab hadist Sembilan imam versi I, Jakarta, lidwa pustaka pada tanggal, 21 april 2012.
[5] sofeware insklopedi kitab hadist Sembilan imam versi I, Jakarta, lidwa pustaka pada tanggal, 21 april 2012.
[6]Imam Bukhori, sahih bukhori, diunduh dari software insiklopedi kitab hadist Sembilan imam versi I, Jakarta, lidwa pustaka pada hari sabtu, 21 april 2012.
[7] Al hidayah Al quran dan terjemah, (banten : penerbit kalim, 2010).
[8] Nur Kholis Bin Kurdian,  meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar sebab datangnya azab, artikel. Diunduh pada tanggal 25 april 2012.
[9] Al Imam Abul Fida Ismail Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir jilid 3hal 161. Dinukil dari www. Bahaya meninggalkan dakwah.com.
[10] Nur Kholis Bin Kurdian . Bahaya meninggalkan dakwah, artikel.
[11] Taisîrul Karîm ar-Rahmân hlm. 307, dinukil dari www. Bahaya meninggalakn dakwah.com.
[12] Al hidayah al quran,( banten : penerbit kalim, 2010).

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com